Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti minta agar kaum muda tidak berantem soal urusan politik.
Merdeka.com, Malang - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti minta agar kaum muda tidak berantem soal urusan politik. Pilihan politik boleh berbeda karena hak politik masing-masing, tetapi harus hidup rukun.
"Rukun-rukun saja. Pilihan Anda yang terbaik untuk Anda. Itu saja pesan saya dan jangan berantem karena perbedaan politik," tegas Susi Pudjiastuti di Malang, Selasa (14/5).
Susi memberikan kuliah umum dalam Pengenalan Kehidupan Kampus di Universitas Brawijaya Malang. Dalam kuliahnya, berpesan agar mahasiswa menjaga kejujuran dan integritasnya.
"Kalian akan belajar selama 4-5 tahun, menjadi sarjana dan akan bekerja. Saya pesan jaga kejujuran dan integritas, karena ini akan membuatmu berbeda," tegasnya.
Kata Susi, Indonesia banyak memiliki orang pintar, sarjana hebat, orang kaya dan orang hebat lainnya, namun tidak banyak orang dengan segala kehebatannya itu didukung kejujuran dan integritas. Rata-rata terlalu banyak kompromi dan tidak disiplin.
"Kalau itu Anda miliki dan jaga, Anda akan disegani," tegasnya.
Pemerintahan Indonesia, partai politik, akademik, jika diisi dengan manusia yang berintegritas, dengan sumber daya yang dimiliki menjadi negara yang dihormati dan disegani. Tetapi memang harus bekerja keras, didukung kontinuitas dan integritas dari setiap anak bangsa, yang tidak bisa dibeli dan dikompromikan.
Susi juga berpesan agar mahasiswa tidak membuang-buang waktu dengan smartphone, tetapi harus membuat pemakainya semakin smart.
"Digitalisasi, smartphone harus Anda pakai dengan bijak, sebesar-besarnya untuk menambah kepandaian, bukan untuk chatting yang nggak karu-karuan, chatting yang lebay-lebay gitu," ungkapnya bernada menyindir.
Kata Susi, itu semua akan membuang-buang waktu dan banyak umur yang terbuang. Harus keras belajar karena persaingan di dunia akan semakin keras.
Caranya terus belajar, upgrade dan impor knowledge, personality, cammon sense, intuisi, improve dan inprove. Tidak boleh malas dan harus disiplin.
"Anda tahu saya hanya sekolah SMA saja kelas 2, tapi bukan berarti diam di luar. Saya terus belajar, mendengar, melihat. Pakai semua panca indra yang kita miliki, bahkan Ibu mencoba memakai hal yang tidak normatif, untuk doing dan learning something," urainya.
Susi yakin Indonesia dalam 10 atau 20 tahun ke depan akan menjadi bangsa besar, yang dihormati dan disegani. "Bukan bangsa besar yang gagal, itu tidak boleh," pungkasnya.