Wasekjen PDIP Ahmad Basarah mengatakan, koalisi Joko Widodo berharap PAN akan segara bergabung dengan partai yang ada.
Merdeka.com, Malang - Dinamika politik Indonesia sedang menunggu pendaftaran capres dan cawapres yang akan bertarung di Pilpres 2019. Dua koalisi yakni pengusung capres Joko Widodo dan Prabowo Subianto dinilai masih dinamis, terutama dengan belum adanya sikap dari PAN dan PKS.
Wakil Sekretaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah mengatakan, koalisi Joko Widodo berharap PAN akan segara bergabung dengan partai yang ada. PAN sendiri sedang melakukan proses politik di internal partai yang harus dihormati.
"Kita berharap PAN akan tetap berlabuh di koalisinya Pak Jokowi," tegas Basarah di Malang, Rabu (8/8).
Basarah yang merupakan anggota DPR RI dapil Malang Raya menegaskan, koalisi Joko Widodo sudah tidak lagi mempersoalkan calon cawapres. Bahkan pembicaraan sudah menyangkut strategi guna memenangkan pertarungan dari koalisi lain.
"Bukan lagi persoalan siapa cawapresnya bagi Pak Jokowi dan partai koalisi. Tapi sudah menyangkut taktik dan strategi dalam kompetisi. Karena itu kapan, di mana, siapa cawapesnya yang diumumkan, menunggu momentum yang paling pas. Yang pasti akan diumumkan sebelum 10 Agustus, pukul 00.00 WIB," jelasnya.
Soal siapa nama dan kriteria cawapresnya, sudah disepakati dalam pertemuan di Istana Bogor dengan Ketua Umum Partai Politik, bahwa yang berwenang mengumumkan nama cawapres hanya Jokowi.
"Termasuk kriterianya, yang pasti calon wapres warga negara Indonesia, punya KTP Indonesia, beragama Islam, usianya cukup umur, Kita tunggu saja tanggal mainnya," ungkapnya.
Soal nama Muhaimin Iskandar yang juga muncul sebagai Cawapres, Basarah tidak menutup kemungkinan. Karena memang nama Ketua Umum PKB tersebut salah satu dari daftar nama calon dari sekian yang beredar.
"Cak Imin salah satu calon presiden yang muncul dari unsur Partai Politik, Karena dia ketua umum partai Politik, sebagaimana Pak Airlangga dan Pak Romy. Tapi ada calon wakil presiden yang bukan dari unsur partai seperti Prof Machfud MD, KH Ma'ruf Amin. Ya itu saja yang kita sebut yang NU dua-duanya," katanya sambil tertawa.