Agus Suratman bersama delapan orang ketua rukun tetangga dan para tokoh masyarakat membuat grup percakapan melalui aplikasi WhatsApp.
Merdeka.com, Malang - Berbagai cara dilakukan oleh warga Kota Malang untuk membuat Pilkada yang bakal berlangsung berhalan dengan damai. Dilansir dari Liputan6.com, salah satunya adalah dengan cara yang dilakukan Agus Suratman.
Agus Suratman yang juga seorang Ketua RW 3 di Kelurahan Kedungkandang, Kota Malang ini yakin tak akan ada gejolak apapun terkait pilihan politik dalam Pilkada Serentak 2018 ini yang berpotensi mengganggu kerukunan warga di kampungnya.
"Alhamdulillah selama ini di kampung saya tenang-tenang saja. Tak ada ribut antar warga soal pilihan politik mereka," ujar Agus di Malang, Sabtu, 23 Juni 2018.
Ia bersama delapan orang ketua rukun tetangga dan para tokoh masyarakat membuat grup percakapan melalui aplikasi WhatsApp. Seorang anggota kepolisian juga masuk dalam grup percakapan tersebut. Jika ada yang dirasa tak tepat, tinggal disampaikan dalam grup itu untuk dicari solusi bersama.
"Kalau ada suatu masalah yang tinggal disampaikan ke grup itu, pak polisi yang jadi penengah," kata Agus.
Di Kota Malang dalam Pilkada Serentak 2018 ini ada dua pemilihan sekaligus. Pilkada Kota Malang untuk memilih Wali Kota dan Wakil Wali Kota, serta pemilihan Gubernur Jawa Timur. Pemungutan suara digelar 27 Juni nanti. Terhitung 24-26 Juni masuk masa tenang kampanye.
Ajun Inspektur Satu Yudo Hadi Siswanto, personel Polres Malang Kota jadi polisi yang fokus membantu keamanan di RW 3, Kelurahan Kedungkandang. Ia harus sering mendatangi kampung itu, berbincang bersama warga sekaligus memantau situasi kampung.
"Ada perintah dari pimpinan untuk lebih mendekat ke warga, terutama di momen pilkada ini agar bisa berjalan aman dan damai," ujar Yudo.
Kota Malang jadi salah satu titik strategis selama Pilkada Serentak 2018 ini, khususnya di Jawa Timur. Dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak silih berganti datang ke kota ini.
Sedangkan untuk Pilkada Kota Malang juga menyita perhatian. Ada tiga pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang. Antara lain, Moch Anton- Samsul Mahmud, Ya’qud Ananda Gudban-Wanedi dan Sutiaji-Sofyan Edi Jarwoko.
Di antara mereka, ada dua berstatus tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Yakni Moch Anton dan Ya’qud Ananda Gudban dalam kasus dugaan suap APBD 2015. Gesekan antar pendukung dan kampanye hitam sempat dikhawatirkan muncul selama pilkada di kota ini.