Bagi beberapa orang, bau daging kambing ketika Idul Adha dapat menjadi sebuah siksaan bagi hidung mereka.
Merdeka.com, Malang - Idul Adha merupakan salah satu dari dua hari raya yang diperingati dalam agama Islam. Hari raya ini ditandai dengan pelaksanaan ibadah haji di Mekkah serta penyembelihan hewan kurban di seluruh penjuru dunia.
Penyembelihan hewan kurban yang sebagian besar di Indonesia berupa kambing dan sapi ini merupakan salah satu saat paling menggembirakan bagi banyak orang. Hal ini tak lepas dari pembagian hewan kurban ini bagi banyak orang terutama fakir miskin yang sebelumnya tak sering makan daging.
Namun hari raya ini tidak selalu menyenangkan bagi semua orang. Bagi beberapa orang, Idul Adha ini juga mendatangkan sesuatu yang sangat mereka hindari yaitu bau kambing yang menyebar di berbagai sudut baik di rumah, jalanan, maupun tempat ibadah.
Walaupun menjadi salah satu hewan yang paling banyak dikurbankan, namun kambing rupanya juga banyak dibenci oleh banyak orang. Bau yang sangat menyengat dari hewan ini baik ketika hidup maupun sudah dalam potongan daging menjadi teror bagi hidung beberapa orang.
Terdapat berbagai macam kebencian terhadap kambing ini mulai dari yang benci baunya ketika masih hidup namun masih mau menikmati rasanya, sampai mereka yang sama sekali tidak suka dengan kambing baik ketika hidup maupun sudah dalam kondisi daging terpotong. Namun rata-rata kebencian itu disebabkan oleh satu hal yang sama yaitu bau dari daging kambing ini.
Febrianti (26) mengaku membenci kambing baik ketika masih hidup maupun sudah dalam potongan daging. Baginya, Idul Adha merupakan saat yang kurang disukainya karena bau kambing yang merebak di mana-mana.
"Biasanya ketika Idul Adha, sejak pagi sudah ada masalah ya. Mulai dari bau kambing ketika salat, menerima kiriman daging kambing, mencuci daging kambing, Selain itu juga bau masakan kambing pasti menguar memenuhi rumah," jelas Febrianti.
"Bahkan di rumah juga biasanya ada ritual sendiri untuk menyembelih kambing yang biki satu rumah semakin bau dan juga berbagai sisa kulit, kepala, otak, jerohan yang kemudian ngendon di kulkas," sambungnya.