Berjalan sekitar 300-400 meter ke arah barat dari candi Singosari, terdapat dua arca Dwarapala raksasa. Menjadi Dwarapala terbesar di Indonesia, kedua arca tersebut memiliki berat sekitar 40 ton, tinggi 3,7 meter, dan lingkar badan mencapai 3,8 meter. Letak kedua arca raksasa tersebut terpisah sekitar 20 meter.
Dwi Cahyono, arkeolog Universitas Negeri Malang (UM) dilansir melalui situs resmi kepustakaan candi memperkirakan, kedua arca Dwarapala raksasa tersebut semula menghadap ke arah Timur, mengarah pada lokasi candi Singosari. Namun, dalam proses pengangkatannya, salah satu arca berubah arah menghadap ke arah Timur laut.
Arca Dwarapala merupakan arca yang umumnya ada di setiap candi. Pasalnya, Dwarapala merupakan arca penjaga gerbang atau pintu dalam ajaran Syiwa dan Budha. Penamaan Dwarapala sendiri diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti pengawal pintu atau penjaga gerbang.
Melirik bentuk arca Dwarapala, umumnya sang penjaga gerbang ini dipahat berupa manusia atau hewan, yang khas dengan sebuah gada di tangan kanannya. Bentuk dan rupa arca Dwarapala berbeda-beda antara candi satu dan lainnya.
Konon, arca raksasa ini merupakan perwujudan raksasa di alam astral. Tak hanya berpostur besar, raksasa ini diyakini memiliki kemampuan hebat dalam menjaga dan melindungi.
Berdasarkan keyakinan tersebut, keberadaan arca Dwarapala merupakan simbol yang menunjukkan bahwa tempat atau wilayah tersebut berada dalam sebuah perlindungan.
Arca Dwarapala yang berada tak jauh dari candi Singhasari memiliki ciri yang khas. Kedua arca yang kini letaknya terpisahkan oleh jalan raya tersebut memiliki gaya postur yang berbeda. Secara umum kedua arca Dwarapala memiliki mata melotot namun menunjukkan raut wajah yang ramah.
Uniknya, arca Dwarapala yang berada di sebelah Selatan memiliki sikap tangan kanan memegang gada dan tangan kiri diletakkan di lutut dengan posisi jongkok. Sedangkan arca Dwarapala di sisi Utara, memiliki sikap tangan kanan menunjukkan simbol salam dua jari, sementara tangan kiri memegang gada yang disandarkan di atas tanah.
Dilansir merdeka.com, Amelia Driwantoro, seorang peneliti sejarah dari Pusat Arkeologi Nasional memperkirakan bahwa simbol salam dua jari pada arca kemungkinan besar merupakan salah satu sikap mudra saat bersemedi.
Amelia menjelaskan, seperti diketahui bahwa ada sekian sikap tangan dalam bersemedi atau sering disebut mudra. Beberapa diantaranya Dharmachakra (pemutar roda dharma), Bhumisparsa (memanggil bumi), Abhaya (Ketidakgentaran) dan lain-lain. Sikap salam dua jari juga termasuk satu dari sikap mudra yang berarti sikap kebahagiaan.