Anggur Jowo atau Anggur Kuno merupakan sebutan bagi masyarakat Malang dan Pasuruan untuk buah Rukem.
Merdeka.com, Malang - Pandangan saya mendadak tertuju pada penjual pinggir jalan sepanjang Jalan Pakisaji, Kabupaten Malang. Rasa penasaran muncul saat melihat tulisan 'Anggur Jowo' yang terpampang di keranjang yang berjajar.
Sebagian juga menuliskan dengan kata 'Anggur Kuno', namun dengan barang dagangan yang sama. Yaitu buah bulat-bulat sebesar kelereng yang terbungkus dalam sebuah kemasan.
Beberapa kemasan dijajar dengan rapi dan bersusun di sebuah rak yang diletakkan di atas keranjang. Yang terlihat hanya warna kecoklatan berbentuk bulat, yang memang tidak jauh mirip dengan buah anggur merah.
Sebulan lalu saya melewati jalanan tersebut, belum melihat dagangan atau tulisan-tulisan itu. Kendati satu dua, terlihat orang menjual sawo manilo.
Kemungkinan para pedagang tersebut baru menjajakan Anggur Jowo atau Anggur Kuno sekitar awal Ramadan. Pastinya istilah itu asing bagi saya, yang sudah 21 tahun tinggal di Malang.
Menjawab rasa penasaran, saya pun berniat membeli buah asing itu, setidaknya untuk persiapan berbuka puasa. Sepeda motor saya hentikan tepat di salah satu keranjang bertulis poster Anggur Jowo.
"Ini kalau orang Pasuruan menyebutnya Anggur Kuno atau Anggur Jowo. Kalau orang sini Rukem," kata Cak Mad, penjual asal Pasuruan sambil menunjukkan dagangannya.
Begitu disebut Rukem, saya pun langsung ingat buah yang kerap saya nikmati di masa kecil. Ya, buah bulat-bulat yang cara menikmatinya sangat unik, yakni harus dipijat-pijat baru terasa manis saat dinikmati.
"Kalau di Pasuruan masih banyak, ini semua dari Pasuruan," kata Cak Mad.
Rukem memang disebut sebagai buah asli Indonesia dengan nama latin Flacourtia Rukam. Buah ini terasa sepat, jika langsung dimakan, tetapi akan terasa manis kalau dipijit-pijit.
Bahkan di masa kecil saya, buah Rukem kerap dilempar-lemparkan ke tembok atau meja, sebelum dinikmati. Rasanya pun masam-masam manis, dengan tekturnya yang lembut.
Beberapa daerah menyajikan buah Rukem untuk rujak atau asinan. Rukem sudah punah di beberapa daerah, termasuk di kota kelahiran saya di Kediri, tetapi di Pasuruan dan Malang berevolusi menjadi Anggur Jowo.