Merdeka.com, Malang - Walikota Sutiaji menitipkan pendidikan politik masyarakat kepada para Komisioner KPU Kota Malang terpilih. Mereka selaku penyelenggara Pemilu, harus juga memberikan porsi pendidikan politik kepada masyarakat.

Selain itu, kinerja Komisioner terpilih harus lebih baik dengan belajar dari hasil evaluasi pelaksanaan Pileg dan Pilpres periode sebelumnya.

"Kita semua harus belajar dan mengevaluasi dari proses Pilpres dan Pileg yang selesai dihelat. Betapa kita dihadapkan pada situasi yang sangat complicated, belum lagi isu tentang money politik yang masih berdengung di telinga. Guna mereduksi itu semua dan membangun demokrasi yang berkualitas, maka pendidikan politik sedini mungkin hendaknya dilakukan secara bersama," pesan Sutiaji di Balaikota Malang, Rabu (26/6).

Sutiaji juga menegaskan pentingnya upaya menghapus kemungkinan pemilihan kandidat (calon) yang bersifat transaksional. Karena proses yang demikian membuat cost politik menjadi sangat tinggi.

"Karena itu yang menjadi salah satu sumber cost politik yang tinggi dan kadang tidak rasional," ujar Sutiaji.

Walikota dan Wakil Walikota Malang menerima kunjungan para Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang. Lima komisioner KPU telah resmi dilantik KPU RI, pada 13 Juni 2019 untuk masa bhakti 2019-2024.

Lima komisioner terdiri dari dua wajah lama yang terpilih kembali yakni Aminah Aminingtyas (Ketua) dan Deni Bachtiar. Sedangkan tiga wajah baru antara lain Izzudin Fuad Fathoni, M. Thoyib dan Nur Zaini Wikan Utomo.

Sementara Deni Bachtiar, Komisioner KPU Kota Malang mengatakan, Pileg Kota Malang clear dari gugatan yang berproses di MK. Sehingga KPU dapat melanjutkan tahapan lanjutan yakni penetapan kursi anggota DPRD Kota Malang.

"Kita bersyukur, itu menandakan bahwa proses demokrasi di Kota Malang berjalan baik sehingga Kota Malang dapat melanjutkan tahapan berikutnya, di antaranya tanggal 3 Juli rapat pleno penetapan kursi anggota DPRD Kota Malang," ujarnya.