1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Jelang Musim Hujan, Walikota Malang Ingatkan Tak Buang Sampah Seenaknya

Langkah normalisasi drainase di beberapa titik rawan banjir di Kota Malang oleh Satgas DPUPR juga harus didukung masyarakat.

Walikota Sutiaji cek kesiapan drainase jelang musim hujan. ©2019 Merdeka.com Reporter : Zain M | Contributor : Darmadi Sasongko | Sabtu, 23 November 2019 07:04
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang gencar melakukan normalisasi drainase, gorong gorong dan avur, apalagi menjelang musim hujan. Namun pekerjaan rumah belum juga tuntas dengan masih ditemukan saluran air yang tidak berfungsi optimal.
 
"Hampir semuanya karena faktor perilaku. Artinya normalisasi tak bermakna, apabila ternyata masih saja ada warga yang seenaknya membuang sampah dan berperilaku tidak bijak terhadap sarana atau utilitas lingkungan yang ada," ungkap Sutiaji, Walikota Malang.
 
Dicontohkan, hasil temuan di lapangan oleh Satgas DPUPR saat beroperasi di Jalan Soekarno-Hatta awal bulan, terpotret dua avur ambles. Akibatnya, saluran air tersumbat batu dan sampah. 
 
"Selain material batu juga ditemukan tumpukan sampah. Kelihatannya satu dua titik, tapi dampaknya banyak, karena ini saluran utama juga," ungkap Hadi Santoso, Kepala DPUPR Kota Malang, penuh prihatin.
 
Periode Oktober 2019, kata Hadi Santoso, sebanyak 30 titik yang dinormalisasi. Titik tersebut merupakan titik rawan terjadi genangan, di antaranya wilayah Sumbersari, Merjosari, Tlogomas, Galunggung, Sawojajar, Sukun, Klojen, Mojolangu dan wilayah lainya.
 
Satgas DPUPR, Oktober lalu juga melakukan normalisasi di saluran air di kawasan jalan Sunan Kalijaga Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Di sana lagi-lagi 'pejuang drainase' menemukan berbagai jenis sampah yang menyumbat, seperti sampah plastik, sampah rumah tangga dan jenis sampah lainnya.
 
"Setiap bulan rata-rata kami menormalisasi saluran air antara 25 sampai 30 titik saluran air yang tersumbat. Penyebabnya berbagai macam, ada sampah dan penyempitan. Makanya perlu dan kesadaran, jika tidak,  tentu masyarakat sendiri yang akan menerima dampaknya kalau terjadi bencana," urai Soni, demikian Kapala DPUPR akrab disapa.
 
Awal November, laskar DPUPR kembali memotret kondisi utilitas lingkungan yang tertimbun oleh sampah. Karena itu harus bersama-sama dan membangun kesadaran lingkungan seiring perbaikan infrastruktur secara terus menerus.
 
Para pejuang drainase setiap Rabu selalu melakukan kegiatan bersih-bersih dan beberapa kali Walikota Malang turun langsung memantau kegiatan tersebut.
(ZM) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Pemkot Malang
  2. Walikota Sutiaji
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA