Jenazah Shinta Putri Dina Pertiwi (26) mahasiswa asal Kota Malang yang tewas tenggelam di Jerman, belum bisa diterbangkan ke Indonesia.
Merdeka.com, Malang - Jenazah Shinta Putri Dina Pertiwi (26) mahasiswa asal Kota Malang yang tewas tenggelam di Jerman, belum bisa diterbangkan ke Indonesia. Jenazah masiswa Universitas Bayreuth itu mengalami kendala urusan cargo penerbangan yang hingga saat ini masih penuh.
"Belum (bisa diterbangkan) pak, belum ada info resmi jadwal flight jenazah Shinta. Katanya masih booking slot cargo kosong," kata Ummi Shalamah, ibunda Shinta Putri Dina Pertiwi (26) saat dihubungi melalui pesan Whatsapp, Minggu (19/8).
"Statusnya masih booking belum issued tiket. Ini berita pagi ini dari Ditjen Perlindungan WNI Kemenlu," katanya.
Keluarga sempat bahagia, saat menerima kabar rencana kepulangan jenazah Jumat (18/8) waktu setempat atau Sabtu waktu Indonesia. Namun, kabar terakhir menerima kabar tersebut.
"Sebelumnya saya terima kabar dari cargo gapura namun setelah saya konfirm ke KJRI malah mereka nggak tahu," tambahnya.
Keluarga mengaku masih harus bersabar dengan proses yang tengah diupayakan di Jerman. Pihaknya mau tidak mau memang harus menyesuaikan dengan kegiatan keseharian.
"Benar-benar sedih, senin kami dan kerabat harus sudah kerja mengabdi pada negara," katanya.
Jenazah Shinta masih disemayamkan di rumah duka menunggu proses pemulangan. Sementara hasil autopsi yang diumumkan Selasa (14/8) oleh pihak keamanan setempat memastikan korban dinyatakan meninggal murni karena kecelakaan.
Shinta awalnya bersama-sama temannya berenang, sebelum kemudian seorang teman mengabarkan kalau tenggelam. Saksi yang tidak ikut berenang, begitu khawatir setelah dua jam menunggu korban tidak kunjung terlihat. Karena khawatir, akhirnya melaporkan kejadian tersebut pada petugas, sebelum dilanjutkan ke kepolisian setempat.
Rabu (8/8) pukul 16.30 atau Kamis waktu Indonesia, kepolisian mulai melakukan pencarian hingga pukul 01.30 dini hari, tetapi tidak membuahkan hasil. Jenazah ditemukan keesokan harinya, Kamis (9/8) sekitar pukul 5 sore.
Shinta yang akan menikah Desember mendatang menempuh pendidikan jurusan kedokteran di Universitas Leipzig, sebelum kemudian melanjutkan konsentrasi pendidikan spesialis forensik di Universitas Bayreuth. Perempuan kelahiran 1 November 1993 itu sebelumnya belajar di SMA 7 Kota Malang sebelum menempuh pendidikan di Jerman.