Pendakian ke Mahameru atau kawasan Gunung Semeru akan ditutup terhitung mulai 1 Januari 2018.
Merdeka.com, Malang - Pendakian ke Mahameru atau kawasan Gunung Semeru akan ditutup terhitung mulai 1 Januari 2018. Tujuan penutupan terkait pengelolaan kawasan yang dikelilingi oleh empat kabupaten tersebut untuk mengembalikan ekosistem hutan.
John Kenedie, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) mengatakan, surat ketetapan telah ditandatangani sejak 15 Desember 2017. Ketetapan berlaku efektif mulai awal tahun 2018.
"Kami sudah menandatangani surat, mulai 1 Januari pendakian ke Semeru kita tutup," kata John Kenedie di Kantor BB TNBTS, Jalan Raden Intan Kota Malang, Rabu (20/12).
Penutupan akan berlaku selama sekitar tiga bulan sejak ditetapkan. Tetapi kepastian pembukaan kembali akan menunggu kondisi lapangan.
"Berapa lama ditutup, kita lihat kondisi, apakah alam bersahabat dengan kita. Kalau bersahabat Insya Allah 3 bulan akan kita buka kembali. Tapi kalau tidak kita undur, lebih dari tiga bulan," urainya.
Penutupan salah satunya untuk kepentingan pemulihan ekosistem di kawasan tersebut. Karena itu, intensitas hujan, banyaknya pohon tumbang dan cuaca ekstrem menjadi pertimbangan pembukaan kembali jalur pendakian. Jika hasil pemantauan di lapangan dianggap cukup maka akan segera dibuka kembali.
"Setiap tahun pemulihan ekosistem, supaya cantik lagi. Selama kurang lebih tiga bulan. Tetapi kalau nanti suasana bagus, dua atau tiga bulan ekosistemnya sudah bagus, kita pertimbangkan juga," jelasnya.
Selain kepentingan pemulihan ekosistem, pihaknya juga akan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana di jalur pendakian. Sejumlah fasilitas akan dibangun, di antaranya kamar mandi dan papan nama penunjuk jalan guna mendukung kenyamanan wisatawan.
"Inilah pertimbangan kita. Saya harap maklum teman-teman. Kalau pendakian ditutup memang otomatis kegiatan akan sepi (secara ekonomi). Karena itu mari sama-sama berdoa, insya Allah tiga bulan bisa dibuka kembali," katanya.
Selama masa penutupan, pihaknya akan mengerahkan kekuatan para personel kantornya guna mengecek jalur pendakian. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan stakeholders dari masyarakat desa, tokoh masyarakat dan pemerintah.
"Siapa tahu masih ada pendaki yang nekat masuk ke lokasi. Kami dan masyarakat setempat akan mengecek secara bergantian," katanya.
Selama penutupan pihaknya juga akan meningkatkan pembinaan potensi SAR dan kader konservasi TNBTS.