1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Pemerintah dorong peternak tingkatan produksi susu nasional

Seiring kebutuhan susu yang terus meningkat, Airlangga ajak masyarakat melalui program Kemenperin untuk berinvestasi dalam dunia peternakan.

Darmadi Sasongko. ©2017 Merdeka.com Editor : Siti Rutmawati | Contributor : Darmadi Sasongko | Sabtu, 07 Januari 2017 09:47

Merdeka.com, Malang - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mendorong peningkatan produksi susu nasional, seiring tingkat kebutuhan yang terus meningkat. Pihaknya mendorong tumbuhnya peternakan susu perah untuk pemenuhan kebutuhan.

"Industrinya sudah meningkat tetapi suplai daripada domestiknya ini menurun. Ini yang kita dorong, bagaimana peternakan susu bisa meningkat. Karena kebutuhan susu di Indonesia meningkat terus," ujar Airlangga Hartarto di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Malang, Jumat (6/1).

Airlangga mengajak masyarakat melalui program Kemenperin untuk berinvestasi dalam dunia peternakan. Sebab, selama ini peternakan secara umum belum dianggap menjadi bisnis yang menjanjikan.

"Program bagaimana supaya peternakan sapi menarik bagi masyarakat. Targetnya penghasilan peternak sapi dalam sebulan minimal setara dengan upah minimum propinsi. Itu bisa dicapai kalau peternak memiliki 8 sampai 10 sapi," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita akan mensinergikan Kemendag dengan BBIP Singosari untuk peningkatan kebutuhan susu nasional. Kemendag akan meminta BBIP Singosari untuk program meningkatkan populasi sapi perah.

"Program meningkatan populasi sapi dengan program yang kita miliki dan kita jalankan bisa kita capai. Kita akan dorong untuk produksi susu," kata Enggartiasto.

Enggartiasto meminta anak buahnya agar merumuskan acuan harga susu dan penyerapannya. Sehingga peternak mendapat kepastian kalau hasil produksinya akan terserap.

"Juga akan bersama dengan Mentan menyusun apa kebutuhan BPIP yang akan kita gabungkan," jelasnya.

Kepala Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Enniek Herwijanti mengungkapkan, semen beku produksinya dari aneka jenis sapi di seluruh Indonesia. Sementara untuk kebutuhan bibit sapi impor, Enniek membutuhkan pembaharuan dan penambahan pejantan, sebagai sumber sperma.

Hasil produksi semen beku untuk ternak produksi susu di BPIB selama ini sebagian besar sudah dibeli oleh Jawa Timur. Karena itu butuh penambahan, jika nantinya harus mendukung program kebutuhan sapi penghasil susu.

"Semen beku untuk sapi-sapi impor seperti Lomosin Simental itu 75 persen dibeli Jawa Timur. Mereka memiliki 32 persen dari populasi sapi di Indonesia," pungkas Enniek.

PILIHAN EDITOR

(SR) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Bisnis
  2. Peristiwa
  3. Ekonomi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA