Kegetolannya mengangkat sektor UMKM, terpotret dari gencarnya 'jualan' produk-produknya ke ajang pameran ke daerah di Nusantara.
Merdeka.com, Malang - UMKM naik kelas, menjadi concern Wali Kota Malang Sutiaji. Kegetolannya mengangkat sektor UMKM, terpotret dari gencarnya 'jualan' produk-produknya ke ajang pameran ke daerah di Nusantara.
Setelah road show mulai dari ajang Apeksi di Tarakan, temu produk unggulan di Bali, pameran produk olahan pangan di Banjarbaru, kini produk UMKM Kota Malang digeber dan di ajang Trade Expo Indonesia (TEI) ke-33 di BSD city, Tangerang, Banten. Wali Kota Malang turut mengawal langsung jualan tersebut.
"Saya sempatkan malam hari nengok stand untuk mengetahui kesiapannya. Karena even ini selain mengenalkan produk kepada masyarakat Nusantara, juga didesain untuk dipertemukan dengan para buyers dari luar negeri sebagaimana desain acara yang dirancang dan dimaksudkan oleh Kementerian Perdagangan RI," ujar Sutiaji yang didampingi Ketua TP PKK Kota Malang, Widayati, di BSD city, Tangerang, Banten, Selasa (23/10).
Kata Sutiaji, penting mendorong para pelaku UMKM untuk langsung bersentuhan dengan para pelaku pasar, sekaligus berinteraksi dengan pelaku UMKM dari daerah lain, guna menajam kualitas produknya.
"Untuk bisa naik kelas, ya harus mampu membaca pasar, mengetahui keinginan dan kekinian pasar. Selain tentu terus melakukan optimalisasi dari sisi pendanaan, kuantitas produk hingga bicara packaging (kemasan)," tukas Sutiaji.
Kepada perwakilan UMKM dan Dinas Koperasi UKM Kota Malang, Wali Kota juga mendorong untuk merambah e-commerce.
Semangat Wali Kota yang penghobi bulu tangkis ini dalam menggarap UMKM naik kelas, karena data menunjukkan komposisi terbanyak masih di usaha mikro. Tercatat jumlah Usaha Mikro Kota Malang sebanyak 99.213 usaha, dengan rincian di Kedungkandang sebanyak 21.045, Sukun 20.251, Klojen 17.034, Blimbing 19.414 dan sebanyak 21.469 usaha berada di Lowokwaru.
Sementara itu untuk Usaha Kecil terdata di Kedungkandang sebanyak 1.876 usaha, Sukun 1.766 usaha, Klojen 2.395, Blimbing 1.674 dan di Lowokwaru 2.231 usaha. Ada pun untuk cluster Usaha Menengah terdata 342 usaha berada di Kedungkandang, 428 di Sukun, 1.622 di Klojen, 608 di Blimbing serta di kecamatan Lowokwaru sebanyak 711 usaha.
Tri Widyani Pangestuti, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, di sela mendampingi Wali Kota mengatakan, untuk kluster usaha mikro memiliki asset di bawah Rp 50 juta dengan omzet di bawah Rp 300 juta, kluster Usaha Kecil memiliki asset di bawah Rp 500 juta dengan omzet di bawah Rp 2,5 miliar, dan untuk Usaha Menengah memiliki asset dibawah Rp 10 miliar dengan omzet dibawah Rp 50 miliar.
Sementara itu, acara TEI sendiri diinisiasi Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI, digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) berlangsung 24 s/d 28 Oktober.
Kota Malang menjadi salah satu kota yang dipercaya untuk mengenalkan produknya. Diagendakan Wali Kota Malang mengikuti acara pembukaan, Rabu (24/10) sebelum mengikuti pertemuan Kepala Daerah Jejaring Kota Pusaka di Surakarta.