1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Hasil autopsi, tulang rusuk mantan Wakapolda Sumut patah karena benda tumpul

Dokter ahli didatangkan dalam olah TKP lanjutan kasus kematian Mantan Wakapolda Sumatera Utara (Sumut), Kombes Pol (Pur) Agus Samad.

©2018 Merdeka.com Editor : Rizky Wahyu Permana | Contributor : Darmadi Sasongko | Rabu, 28 Februari 2018 11:22

Merdeka.com, Malang - Dokter ahli didatangkan dalam olah TKP lanjutan kasus kematian Mantan Wakapolda Sumatera Utara (Sumut), Kombes Pol (Pur) Agus Samad. Polisi terus menganalisa segala kemungkinan guna mengungkap penyebab kematian korban, antara bunuh diri atau korban pembunuhan.

"Kita harus memproyeksikan, karena dokter adalah salah satu ahli yang mengetahui kondisi tubuh manusia dan kemungkinan-kemungkinannya bagaimana," kata Kasat Reskrim Polres Malang Kota AKP Ambuka Putra Yudha, Selasa (27/2).

Tim kembali ke TKP guna memproyeksikan dan meneliti setiap kemungkinan. Banyak hal yang harus diteliti kembali dan hingga kini belum bisa dimbil kesimpulan. Kemungkinan kematian Agus Samad masih 50:50 antara bunuh diri atau tidak pidana pembunuhan.

"Kita selalu terus memproyeksikan kemungkinan-kemungkinan, kejanggalan-kejanggalan di TKP. Kami mohon doanya agar segera mendapatkan titik terang," terangnya.

Polisi juga terus melakukan pemeriksaan kepada saksi yang melihat dan mendengar kejadian. Diperlukan penggalian informasi dari mulai kebiasaan keseharian, orang yang diajak komunikasi dan lain-lain selama sekitar seminggu di rumah sendirian itu.

Ambuka juga mengatakan, hingga saat ini hasil autopsi belum keluar, namun beberapa sudah disampaikan oleh dokter. Hasil sementara di antaranya adanya 6 tulang rusuk kiri yang patah, luka baret di paha kanan.

Patahnya tulang rusuk kemungkinan karena benda tumpul, tetapi antara dihantam atau terhantam masih belum disimpulkan.

"Kami belum bisa menganalisasi secara pasti, yang jelas kami masih mengamati dan mengulang-ulangi kembali. Prarekonstrruksi dengan manekin, kami belum bisa menyimpulkan," jelasnya.

Begitu pula tentang kepindahan antara posisi jasad ditemukan dengan tempat darah berceceran. Segala kemungkinan masih didalami, termasuk terkait fungsi tali rafia yang mengikat kaki dan memanjang sampai lantai 2.

"Belum ada kesimpulan, ada yang mengangkat atau bagaimana. Ceceran darah ada, tapi alurnya seperti apa belum diketahui," terangnya.

PILIHAN EDITOR

(RWP) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Peristiwa
  2. Kota Malang
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA