1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Bersatunya pimpinan dan rakyat buat Malang halau ekspansi Mataram

Dalam lakon ketoprak Benteng Malang Dadi Pepipiling, dikisahkan mengenai keberhasilan masyarakat Malang menghalau serbuan Mataram.

©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Jum'at, 13 Mei 2016 12:31

Merdeka.com, Malang - Bersatunya rakyat Malang dalam melakukan perannya masing-masing akhirnya dapat membuat wilayahnya terlindung dari ekspansi kerajaan Mataram ke Jawa Timur. Perlawanan yang sengit itu hanya dapat terjadi karena kerja sama dan sinergi antara pembesar dan rakyat dalam melakukan perannya masing-masing. Itu lah inti cerita yang ingin disampaikan melalui pementasan ketoprak Benteng Malang Dadi Pepiling.

Bertempat di Gedung Kesenian Gajayana pada kamis (12/5) lalu, paguyuban Bawarasa Surya Aji bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Malang menyajikan pertunjukkan ketoprak dengan lakon Benteng Malang Dadi Pepiling. Paguyuban Bawarasa Surya Aji sendiri merupakan sebuah komunitas pecinta seni budaya lokal dan terdiri dari berbagai latar belakang.

Bondhan Rio, salah satu inisiator paguyuban Bawarasa Surya Aji menyatakan bahwa pertunjukkan yang mereka lakukan tersebut didorong sepenuhnya oleh kecintaan terhadap budaya lokal dan merupakan hobi. Hampir seluruh pemain dari pementasan ketoprak kemarin merupakan orang-orang yang belum pernah bermain seperti itu sebelumnya. Namun tentu saja untuk memastikan pementasan tersebut berjalan lancar, ada beberapa seniman profesional yang terlibat dan membantu mengatur pementasan.

"Untuk persiapan pementasan ini yang hanya tiga hari, kami kebut semua bahkan tiap hari latihan hingga tengah malam. Setelah selesai kerja, para pemain langsung berkumpul dan berlatih sampai malam terus," ujar Bondhan.

Ketoprak Benteng Malang Dadi Pepiling
© 2016 merdeka.com/Rizky Wahyu Permana

Persiapan penggarapan pementasan ini juga bisa dikatakan cukup kilat dan hanya tiga hari saja. Dalam tiga hari itu kelompok ini mulai menentukan lakon yang akan dimainkan dan membagi peran di antara anggota paguyuban dalam pementasan tersebut. Salah satu pemain yang terlibat dalam pementasan tersebut, Stefanus Hadirin Bapkir menyatakan bahwa sama sekali tidak pernah terpikirkan baginya untuk bermain ketoprak.

"Sebelumnya saya tidak menguasai tari dan panggung, namun saya yakin dengan pementasan ini karena dibantu oleh para profesional yang tidak mungkin menyesatkan," ujar pria yang sehari-hari bekerja sebagai kredit analis di salah satu perusahaan farmasi ini.

Karena pada dasarnya Bawarasa Surya Aji memang merupakan paguyuban yang mencintai budaya lokal maka tidak ada kesulitan mengenai properti panggung serta pakaian para pemainnya. Bondhan mengatakan bahwa hampir seluruh properti dan pakaian yang digunakan merupakan milik masing-masing anggota sehingga seluruhnya tampak sangat bagus karena memang merupakan barang koleksi. Bahkan tombak, pedang dan keris yang digunakan merupakan barang asli karena tidak ada waktu untuk membuat properti semacam itu.

Ketoprak Benteng Malang Dadi Pepiling
© 2016 merdeka.com/Rizky Wahyu Permana

Cerita yang ditampilkan ini sendiri memiliki setting waktu pada tahun 1612 di tiga tempat yaitu Kadipaten Pasuruan, Sendang Polaman, dan Kabupaten Malang. Pada masa itu, untuk memperluas wilayah kekuasaannya, Mataram mulai melakukan ekspansi hingga ke Jawa Timur. Dalam cerita ditampilkan bahwa setelah pasukan Mataram berhasil membunuh Adipati Pasuruan, mereka mulai merangsek masuk ke pedalaman dan coba menguasai wilayah Malang.

Namun berbagai halangan dihadapi oleh pasukan Mataram, mulai dari hadangan jogoboyo di sendang Polaman hingga bersatunya rakyat Malang dengan bantuan beberapa prajurit Pasuruan menyebabkan wilayah Malang sangat sulit ditundukkan. Hal itu disebabkan karena sinergi berbagai pihak dalam melakukan perannya masing-masing seperti Lurah di beberapa daerah yang diminta tetap untuk bertani untuk menjaga pasokan pangan sedang tentara Kabupaten Malang melindungi wilayahnya.

Sebagian tokoh yang ada dalam cerita tersebut merupakan pelaku sejarah yang benar-benar nyata dan pernah ada. Namun untuk memperindah cerita, disisipkan beberapa tokoh fiksi yang mendukung pesan utama dari cerita.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Event
  2. Pertunjukkan
  3. Seni
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA