1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Koperasi Wanita di Malang buat aplikasi untuk layani pembayaran secara online

Aplikasi SBW Mobile dilengkapi sejumlah fitur meliputi layanan pembelian token listrik, bayar tagihan air PDAM, rekening listrik, dan banyak lagi

©2018 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Kamis, 18 Oktober 2018 07:56

Merdeka.com, Malang - Pada sudut salah satu rumah di Jalan Prenjak Timur, Sukun, Kota Malang terdapat etalase untuk pembayaran berbagai macam hal. Pada rumah Erika Tidar Kusumawati itu terdapat loket pembayaran online dengan sistem Payment Point Online Bank (PPOB).

Dilansir dari Liputan6.com, pembayaran yang dilakukan Erika ini menggunakan sebuah aplikasi berbasis android yang disediakan oleh salah satu koperasi tersebar di Malang.

"Biasanya mulai ramai datang ke sini sejak sore sampai malam," kata Erika di Malang.

Ia melayani pelanggan dengan SBW Mobile, aplikasi berbasis android yang diinstal pada telepon cerdas miliknya. Aplikasi itu disediakan Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita (Kopwan SBW) Malang, Jawa Timur untuk diunduh para anggotanya.

"Mulai usaha ini sejak Juli lalu, tepat setelah aplikasi diluncurkan koperasi," tutur Erika yang sudah tiga tahun jadi anggota koperasi tersebut.

Pada aplikasi SBW Mobile memang dilengkapi sejumlah fitur. Meliputi layanan pembelian token listrik, bayar tagihan air PDAM, rekening listrik, Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, isi pulsa, paket data, mengecek total tagihan dan lain sebagainya.

Ada layanan top up untuk mengisi saldo. Duit yang digunakan untuk top up bersumber dari simpanan mana suka harian (Simara) anggota koperasi. Simara layaknya tabungan, tak ada batas setoran dan bisa diambil kapanpun termasuk mengisi saldo aplikasi.

"Semua transaksi saya langsung ke koperasi dengan duit Simara itu. Kalau tidak lewat koperasi ya bisa repot karena harus satu per satu mengurus layanannya," ujar Erika.

Setiap bulan, nilai transaksi pembelian pulsa maupun pembayaran online yang dilayani Erika bisa mencapai Rp 8 juta – Rp 10 juta. Dari seluruh transaksi digital itu, ada keuntungan 15 persen – 20 persen yang didapat.

"Lumayan penghasilan tambahan. Kalau dari pembagian sisa hasil usaha koperasi hanya dapat sedikit karena memang jarang pinjam," ujar Erika.

Meski demikian, satu yang belum ada dalam aplikasi ini adalah layanan pembayaran iuran anggota termasuk transaksi pinjaman. Pengembangan aplikasi ini yang jadi pekerjaan berikutnya pengurus Kopwan SBW Malang, Jawa Timur, berikutnya.

Koperasi Setia Budi Wanita
© 2018 Liputan6.com/Zainul Arifin

KSU SBW Malang, Jawa Timur, menyediakan SBW Mobile dan bisa diunduh gratis. Namun, hanya bisa diaktifkan oleh mereka yang tercatat sebagai anggota koperasi saja. Ada admin yang akan mengaktifkan aplikasi setelah memasukkan kode tertentu milik anggota koperasi.

"Kalau mau menggunakan aplikasi ini ya harus lebih dulu mendaftar jadi anggota kami," kata Sri Untari, Ketua Koperasi Setia Budi Wanita Malang, Jawa Timur.

Dari total 9.400 anggota koperasi, memang baru separuh di antaranya memiliki telepon cerdas berbasis android. Mereka yang belum punya akan difasilitasi koperasi, disediakan di gerai dengan cara mengangsur. Sejak aplikasi ini diluncurkan, sudah diunduh sekitar seribu kali.

"Selain memudahkan anggota bertransaksi, aplikasi ini bisa jadi peluang bisnis. Sekarang baru anggota usia muda yang sudah memanfaatkannya untuk buka usaha," tutur Untari.

Nilai transaksi keuangan memanfaatkan aplikasi itu diperkirakan baru mencapai puluhan juta rupiah per bulan. Ada skema dari tiap transaksi itu, dari keuntungan yang didapat koperasi, 50 persen akan dikembalikan pada anggota dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.

"Kalau yang memanfaatkan untuk usaha ya tentu mereka mendapat keuntungan lebih," ujar Untari.

Pengurus koperasi menginginkan layanan dalam aplikasi ini bisa lebih lengkap lagi. Misalnya, memfasilitasi transaksi iuran maupun pinjaman anggota secara digital. Termasuk pelaporan berkala perkembangan koperasi pada anggota diharapkan juga bisa disajikan.

"Itu yang masih jadi harapan kami. Bahkan kalau bisa jadi pasar online, tempat para anggota memasarkan produk usaha mereka," kata Untari.

Sebelum era digital, anggota didorong berwirausaha seperti berjualan makanan, kerajinan dan lain sebagainya. Agar punya ekonomi tambahan, tak hanya mengandalkan pendapatan suami. Spiritnya, agar perempuan mandiri, rasional dalam mengelola keuangan.

"Sekarang kami bikin model digital, agar para perempuan terutama ibu rumah tangga buka usaha dari situ. Cukup dalam genggaman, bisa bekerja tanpa perlu meninggalkan rumah," ujar Untari.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Teknologi
  2. Ngalam Kipa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA