Pada masa lalu, jalur tram sempat membelah kota Malang dan membentang ke sejumlah wilayah lain di Malang.
Merdeka.com, Malang - Sebagai sebuah kota yang berkembang di abad ke-19 oleh pertanian dan perkebunan, kota Malang sudah memiliki sebuah jalur transportasi yang melintasi seluruh wilayahnya. Sejak lama di Malang telah ada jalur tram dan lori yang melintang mulai dari ujung utara di Lawang hingga ke daerah selatan seperti Gondanglegi dan Dampit, serta sebuah jalur yang mengarah ke Tumpang.
Pada masa lalu, jaringan tram tersebut dioperasikan oleh NV Malang Stoomtrammaatschappij (Maskapai Trem Uap Malang) mulai 14 november 1897. Berbeda dari jalur kereta yang memang digunakan untuk rute jarak jauh antar kota, tram lebih banyak digunakan untuk transportasi yang lebih dekat.
Pada masa lalu stasiun tram ini berada di wilayah sekitar Jagalan, dekat dengan kantor NV Malang Stoomtrammaatschappij (MSM) yang ada di wilayah jalan Halmahera. Bekas jalur ini bahkan saat ini masih dapat dilihat sisanya di wilayah Jagalan. Pada masa lalu, jalur tram ini bahkan dibangun di jalan-jalan protokol kota Malang dan mempermudah transportasi ke berbagai wilayah lain di sekitar Malang Raya.
Jalur pertama yang dibuka adalah dari Jagalan menuju Stasiun Bululawang. Selanjutnya mulai dibuka ke jalur-jalur lain menuju stasiun Gondanglegi, stasiun Talok, stasiun Dampit, stasiun Kepanjen, stasiun Tumpang, stasiun Singosari, stasiun Blimbing, dan stasiun Sedayu.
Pada masa lalu, jalur tram berada di sepanjang jalan protokol Malang dari daerah belimbing hingga mengarah langsung ke selatan menuju ke stasiun tram Jagalan. Bahkan jalur ini cukup menarik karena melintas langsung melewati bagian tengah alun-alun bunder kota Malang.
Jalur tram ini juga sering disebut sebagai jalur lori dan sering dimanfaatkan oleh PG Kebon Agung maupun PG Krebet untuk mengirim tebu dari berbagai wilayah Malang ke pabrik mereka. Hingga awal tahun 90-an, masih banyak lori yang melintas di jalur-jalur tram tersebut terutama yang mengarah ke selatan untuk membawa tebu.
Pada saat ini hanya ada sedikit jalur tram yang masih tampak di jalanan sedangkan sisanya biasanya sudah tertutup jalanan. Sedangkan stasiun-stasiun di beberapa kecamatan, bangunannya sudah dihancurkan atau pun beralih wujud menjadi tempat lainnya. Jalur tram yang saat ini masih aktif adalah dari stasiun Kota Lama menuju jalan Halmahera, tepatnya ke depo Pertamina untuk mengangkut BBM.
Di kala semakin macet dan padatnya kendaraan bermotor di Malang, jalur tram ini menghadirkan nostalgia transportasi publik yang lebih baik dan seharusnya dapat dicontoh pada masa kini.