Buruh dan Industri memegang peranan yang sangat besar dalam awal perkembangan kota Malang.
Merdeka.com, Malang - Berdirinya Malang Stadsgemeente pada 1914 sebenarnya dapat dianggap sangat prematur. Setara tata kota serta sistem pemerintahan, kotamadya Malang sebenarnya baru disiapkan untuk berdiri pada sekitar tahun 1930-an. Tetapi karena perkembangan ekonomi yang sangat pesat pada awal abad ke-20, akhirnya Malang ditetapkan sebagai kotamadya.
Pada masa awal itu, telah berdiri dua pabrik gula di wilayah Malang. Selanjutnya industri semakin berkembang dengan munculnya dua pabrik rokok besar pada sekitar tahun 1930-an.
Salah satu pabrik rokok itu dimiliki oleh Ong Hok Liong dan diberi nama Hieng An Koengsie dan kemudian berganti nama menjadi Bentoel. Sedangkan pabrik rokok yang lain merupakan NV Faroka yang dimiliki oleh sebuah perusahaan rokok internasional asal Belgia, NV Tobacofina.
Pabrik rokok Bentoel hingga sekarang masih bertahan di wilayah sekitar Malang yaitu di Janti dan Karanglo, sedangkan NV Faroka sudah tidak ada di Malang dan hanya bangunan pabriknya saja yang masih ada hingga saat ini. Karena massifnya produksi dua pabrik itu, dibutuhkan jumlah buruh yang sangat banyak.
Usaha lain yang mampu menyerap buruh dengan jumlah sangat banyak dan berkembang lebih awal adalah pabrik gula. Terdapat dua pabrik gula yaitu Krebet dan Kebon Agung. Kedua usaha ini menjadi penggerak utama perekonomian di wilayah Malang karena ketergantungan pemerintah kolonial Hindia Belanda terhadap industri gula.
Industri gula ini merupakan salah satu pabrik yang mampu menarik banyak buruh dan masyarakat lokal untuk bekerja. Selain buruh pabrik, banyak petani tebu wilayah Malang dan sekitarnya yang sangat bergantung dengan dua pabrik gula ini.
Industri gula ini lah yang menimbulkan munculnya banyak jalur kereta api dari dan ke wilayah Malang. Pada masa lalu, jalur kereta dan tram ini menghubungkan berbagai wilayah Malang mulai dari Tumpang, Gondanglegi, Kepanjen, hingga Dampit. Sayangnya sekarng sebagian besar rel tersebut sudah tidak dimanfaatkan lagi dan sebagian jalurnya sudah tertutup jalan.
Akses di wilayah Malang yang semakin mudah karena berkembangnya industri itu menimbulkan semakin beragamnya usaha dan perdagangan di wilayah Malang. Hal ini mendorong semakin banyak munculnya barang di kota Malang dan membuat sejahtera penduduk di Malang.
Jejak-jejak industri dan perburuhan yang menjadi dasar perkembangan kota Malang saat ini membuat kota ini mejadi cukup besar pada masa jaman Hindia Belanda dan tetap bertahan hingga saat ini.