1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Cerita munculnya dua bandara di Malang

Di masa lalu, Malang ternyata sempat memiliki dua bandara yaitu Bugis dan Sundeng.

©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Senin, 25 April 2016 09:39

Merdeka.com, Malang - Pada saat ini, jika kita berbicara tentang bandara di Malang maka perhatian semua orang pasti akan langsung tertuju pada bandara Abdulrachman Saleh yang berada di wilayah Pakis, kabupaten Malang. Namun ternyata pada masa lalu, kota Malang memiliki satu lagi lapangan terbang ketika masa pendudukan Jepang.

Lapangan terbang Abdul rachman Saleh, merupakan bandara paling tua yang ada di kota Malang. Tempat ini dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1937-1940. Pada masa itu, lapangan terbang ini lebih dikenal dengan nama lapangan terbang Bugis.

Secara lokasi, lapangan terbang Abdulrachman Saleh berada pada posisi sangat aman karena dikelilingi oleh benteng alam berupa gunung yang menghimpit di empat penjuru serta lokasinya di kaki gunung. Selain itu lokasinya juga dapat terlindung dari serangan malam hari karena kabut yang biasa muncul ketika sore dan senja.

Kondisi yang ideal tersebut membuat lapangan terbang Abdulrachman Saleh atau Bugis pada masa itu merupakan tempat yang sangat sempurna. Namun kondisi yang sempurna itu dirasa belum cukup aman bagi pemerintah Jepang ketika memasuki wilayah Malang.

Pada sekitar tahun 1942, Jepang mulai memasuki Malang dan menguasai segala aset pemerintah Hindia Belanda termasuk lapangan terbang Bugis. Pada saat itu lah mereka membuat sebuah lapangan terbang lain di lokasi yang tidak telalu jauh dari Bugis yaitu di wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Sawojajar.

Lapangan terbang yang dikenal dengan nama Sundeng tersebut berada sangat dekat dengan pusat militer kota Malang yang berada di wilayah Rampal. Secara ukuran, tentu lapangan ini lebih kecil dari lapangan terbang Bugis dan tidak memiliki infrastruktur sebaik yang ada di lapangan terbang Bugis.

Lantas mengapa pemerintah Jepang membuat satu lapangan terbang lagi? Pembangunan lapangan terbang ini merupakan satu ciri khas dari pemerintah Jepang ketika menduduki kota-kota di Indonesia. Lapangan terbang tambahan tersebut merupakan pengganti ketika lapangan terbang utama telah dihancurkan atau dikuasai pihak lain.

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa lapangan terbang yang dibangun oleh Jepang sebagai alternatif, misalnya lapangan terbang Raci di Bangil yang merupakan cadangan dari Juanda, di Sidoarjo. Atas alasan seperti ini lah Jepang membuat lapangan terbang tambahan di Malang untuk mengantisipasi serangan atau pendudukan di lapangan terbang Bugis.

Walau saat ini lapangan terbang Sundeng sudah tidak ada dan berganti menjadi perumahan, namun sejarah masih mencatat bahwa pada masa lalu Malang sempat memiliki dua bandar udara di kota ini.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Sejarah Malang
  2. Ngalam lawas
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA