Arema Cronus mempermasalahkan turunnya Nemanja Vidakovic karena seharusnya pemain tersebut absen terkena akumulasi kartu kuning.
Merdeka.com, Malang - Laga Arema Cronus bertandang ke kandang Bali United ternyata berbuntut panjang. Dilansir dari Bola.net, hal ini terjadi lantaran terdapat pemain Bali United yaitu Nemanja Vidakovic yang dimainkan walau dia telah mengantongi lima kartu kuning dan seharusnya absen pada laga ini.
"Secara lisan, Manajer (Ruddy Widodo, red) telah lapor mengenai masalah ini," ujar Media Officer Arema Cronus, Sudarmaji.
"Untuk secara tertulis, InsyaAllah hari ini. Kan secara regulasi ada waktu dua hari usai laga untuk melaporkan," sambungnya.
Arema Cronus menganggap bahwa Vidakovic seharusnya tak bisa turun pada laga ini. Penyebabnya adalah karena pemain tersebut telah menerima lima kartu kuning dan harus menepi.
Pada pasal 56 Regulasi ISC 2016 tentang Kartu Kuning dan Kartu Merah disebutkan bahwa pemain yang memperoleh akumulasi tiga kartu kuning dalam tiga pertandingan yang berbeda tidak diperkenanmkan untuk bermain sekali pertandingan pada pertandingan berikutnya. Aturan ini juga berlaku untuk kelipatan berikutnya (kelima, ketujuh, kesembilan, dan seterusnya).
Berdasar data dari laman resmi ISC A 2016, Vidakovic telah mendapat enam kartu kuning. Namun, ketika ditelusuri dalam tiap pertandingan, pemain berusia 31 tahun ini baru mendapat lima kartu kuning. Kartu-kartu ini didapat Vidakovic pada laga kontra Persela Lamongan, Madura FC, PS TNI, Pusamania Borneo FC dan Gresik United.
Keanehan lain juga ditemukan dalam penelusuran yang sama. Menurut regulasi, seharusnya Vidakovic absen pertama kali usai mendapat kartu kuning ketiga pada laga kontra PS TNI. Ini artinya, dia harus absen pada laga kontra Gresik United di putaran pertama lalu.
Namun, ia justru mendapat larangan bermain pada laga kontra Persib Bandung, di awal putaran kedua lalu. Ini menyusul kartu kuning yang diterimanya pada laga kontra Pusamania Borneo FC sebelumnya.
Sementara itu, Arema enggan berandai-andai dengan protes mereka ini. Mereka menegaskan menyerahkan semua proses pada PT Gelora Trisula Semesta (PT GTS) sebagai operator turnamen.
"Semua kita serahkan pada PT GTS saja," tandas Sudarmaji.