1. MALANG
  2. PROFIL

Bincang-bincang soal film bareng Mahesa Desaga

Mahesa Desaga. ©2017 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Senin, 27 Februari 2017 18:50

 

Mahesa Desaga
© 2017 merdeka.com/Siti Rutmawati

Kata Mahesa soal ruang pemutaran film alternatif

Sejauh ini, Mahesa memang memilih berkarya di jalur pembuatan film alternatif. Yakni, film-film yang diputar di luar bioskop atau lebih akrab disebut sebagai ruang pemutaran alternatif. Keberadaan ruang-ruang pemutaran alternatif ini, sebenarnya lebih memudahkan masyarakat untuk menikmati beragam film yang jauh dari kata 'komersil'.

Tak dipungkiri, ruang pemutaran alternatif di Malang sendiri memang masih belum begitu dikenal masyarakat. Mahesa menilai, masyarakat masih memandang bahwa sebuah film yang diputarkan dalam sebuah gedung, tak jauh berbeda dengan film bioskop pada umumnya.

"Beberapa kali ada pemutaran dalam ruangan, dalam gedung, sangat jarang didatangai publik yang memang tujuannya pengen nonton," kata Mahesa.

Kata Mahesa, kondisi berbeda terjadi ketika film tersebut diputar di ruang-ruang terbuka, seperti layar tancap. Masyarakat dengan sendirinya akan tertarik, karena mereka lebih menggemari film dengan cerita yang dekat dengan mereka. Dalam artian, kisah-kisah keseharian yang terlihat remeh-temeh, namun ternyata sangat penting untuk menjalani kehidupan.

"Publik seneng banget dengan film yang dekat dengan mereka. Apalagi film pendek kan dengan bahasa sehari-sehari. Jadi mereka lebih related dan jauh lebih mudah untuk dateng. Tanpa ada apapun(pen: promosi), layar tancep dihadirkan di situ, akan rame dengan sendirinya," ungkapnya.

Soal ruang pemutaran alternatif, memang masih menjadi permasalahan dunia perfilman di Indonesia, termasuk di Malang. Mahesa berharap, setiap elemen film, baik produksi, pemutaran, appreciator, dan pengkritik film, bahu membahu untuk menghidupkan film alternatif di Malang.

"Pinginku kan, semua elemen film di Malang bisa bergerak. Nah, masalahnya kan sejauh ini, timpangnya ada banyak yang memproduksi, dan tidak melihat ada yang memutar segala macem. Karena memang masih banyak yang belum tahu, pekerjaan pemutaran film itu apa. Yang di tahu ya pembuat film. Padahal kan ada pemutar film, appreciator film-yang bikin award segala macem-, ada yang distribusi, ada yang kritik. Nah, pengen menghidupkan sistem itu," pungkasnya.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Profil
  2. Tokoh Muda
  3. Malang Kreatif
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA