Mengajar anak-anak Indonesia yang tak kenal Indonesia. Ini potret salah satu pengajar Indonesia yang patut di simak.
Merdeka.com, Malang - Mengajar anak Indonesia yang tak kenal Indonesia. Ini adalah kata yang setidaknya menggambarkan tantangan yang dihadapi Weny Nilasari atau yang akrab di sapa Weny saat ini.
Weny adalah salah satu Arek Malang yang memilih untuk membagikan ilmu pada anak-anak Indonesia yang tinggal di perbatasan Indonesia-Malaysia.Tahun ini menginjak tahun ketiga Weni melakoni profesi sebagai guruĀ di negeri seberang. Tepatnya di Kinabalu, daerah perbatasan wilayah Indonesia-Malaysia.
Weny mengemban tugas sebagai guru wilayah perbatasan yang mengajarkan anak-anak Indonesia yang tinggal di sana.
Sebagian besar murid-murid Weny adalah anak-anak dari para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di perusahaan kelapa sawit Malaysia.
Ketika ditanyai tentang tantangan terbesar yang dihadapi saat mengajar anak-anak di perbatasan, Weny dengan tegas menjawab "bahasa".
"Jadi kalau di tadika (setingkat sekolah dasar) itu, mungkin mereka masih agak kesulitan dalam bahasa", aku Weni dengan nada yang pasti.
Murid-murid Weny sebagian besar adalah anak-anak TKI yang dilahirkan di Malaysia. Sehingga dalam konteksĀ bahasa, mereka menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa sehari-hari.
Otomatis hal ini menjadi sebuah tantangan besar bagi Weny ketika harus mengenalkan bahasa dan budaya Indonesia, yang sama sekali belum pernah mereka jamah sebelumnya.
Weny mengatakan bahwa dia dan teman-teman guru daerah perbatasan lainnya berharap murid-murid mereka bisa mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi di Indonesia.
Hal ini mengingat fasilitas pendidikan yang disediakan bagi mereka hingga kini hanya pendidikan dasar. Tepatnya, anak-anak Indonesia di Kinabalu hanya bisa menikmati fasilitas pendidikan hingga tingkat Sekolah menengah Pertama (SMP).
Oleh karena itu, Weny dan kawan-kawannya kini masih terus berjuang untuk menarik para donatur yang bersedia memberikan beasiswa sekolah gratis bagi murid-muridnya yang berprestasi.