Citarasa bakso yang lezat dan dapat diterima oleh banyak lidah membuat bakso Malang menjadi terkenal dan menjadikannya identik dengan hidangan satu ini. Selain itu masih ditambah lagi dengan banyaknya penjual bakso di luar kota yang memasang nama atau juga berasal dari Malang membuat makanan ini semakin identik dengan kota Malang.
Walau berawal dari sebuah hidangan yang berakar dari masakan Tionghoa, sebagian besar penjual bakso di Malang bukanlah orang Tionghoa. Mereka biasanya merupakan orang asli Malang atau pendatang dari wilayah lain di sekitar yang mencoba dan menemukan resep sendiri bagi hidangan bakso mereka.
Hidangan lain khas Malang yang memiliki akar dari kuliner Tionghoa adalah cwie mie. Dari namanya saja, hidangan satu ini sudah menjelaskan akar tionghoa yang dimilikinya, ditambah dari bahannya yaitu mie yang merupakan salah satu bahan makanan yang khas dari Tionghoa dan menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk hingga ke Malang.
Sedikit berbeda dari bakso, walaupun cwie mie juga sangat mudah ditemui di Malang, namun masih banyak masyarakat Malang keturuan Tionghoa yang menekuni bisnis ini. Beberapa kedai mie yang cukup terkenal di Malang yang cukup terkenal dan terlihat jelas pengaruh Tionghoa antara lain adalah pangsit mie Tan, Gang Jangkrik, Hok Lay, Sawahan, dan Mie Gajah Mada.
Sebagian besar kedai mie itu sudah memiliki resep turunan selama beberapa generasi dan menjadikan hidangan tersebut tetap lezat dan membuat makanan tersebut identik dengan kota Malang. Rasa lezat serta umur kedai yang cukup tua menjadikan cwie mie menjadi salah satu kuliner lezat khas Malang dengan pengaruh Tionghoa yang cukup terasa.
Dalam perkembangan kuliner Malang ini, citarasa Tionghoa dalam pengaruh makanan memiliki pengaruh sangat besar. Perpaduan jenis dan citarasa Tionghoa dengan bahan dan kondisi sehari-hari di Malang telah menghasilkan banyak kuliner lezat yang membuat nama kota ini semakin dikenal karena rasa panganannya yang ciamik.