Tak ingin kecolongan, Polres kota Malang kewaspadaan dan pengamanan pasca teror bom di Samarinda dan kota Batu., khususnya di rumah ibadah.
Merdeka.com, Malang - Tak ingin kecolongan, Polres Kota Malang tingkatkan kewaspadaan dan pengamanan paska teror bom di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11) kemarin. Para personel sudah bergerak mengamankan sejumlah rumah ibadah khususnya gereja.
Dilansir dari merdeka.com, Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Kota Malang, Kompol Dodot Dwianto menegaskan, jajarannya sudah mengamankan sejumlah titik. Pengamanan berjalan terbuka melalui patroli dan pengamanan tertutup dengan melibatkan jajaran Intelijen dan Babinkamtibmas.
"Kami meningkatkan kewaspadaan dan pengamanan. Beberapa anggota juga sambang tokoh agama dan tempat ibadah, terutama gereja," ujar Dodot yang ditemui di Balai Kota Malang, Senin (14/11).
Beberapa gereja sudah disambangi, yakni Gereja Katedral Ijen, GKIN Narwastu Sawojajar, Paroki Hati Kudus Yesus Kayu Tangan, GPIB Imannuel, Paroki Santo Yohanes, Gereja Katolik Paroki Maria Diangkat Ke Surga Jalan Lely, Gereja YHS, Gereja Katolik Santo Albertus, Gereja Ratu Rosari dan Gereja Pentakosta Lembah Dieng.
Pihak gereja pun diminta waspada pada para tamu atau orang yang tidak dikenal. Selain itu juga diminta waspada terhadap barang-barang yang mencurigakan. "Intinya kami tingkatkan pengamanan dan kewaspadaan," lanjutnya.
Rencananya hari ini, Selasa (15/11), Polres Malang Kota dan Pemkot Malang serta elemen lain akan menggelar Apel Kebhinekaan dan Cinta Damai di Balai Kota Malang. Apel diikuti 500 orang bertujuan untuk mengenalkan kembali nilai kepahlawanan para pejuang Indonesia.
"Supaya rakyat Indonesia menghargakan kebhinekaan di Indonesia untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan tetap cinta damai," katanya.
Dodot berharap tidak ada aksi yang mengarah pada tindakan anarkis dan teror di Kota Malang. Masyarakat seharusnya bisa beraktivitas secara nyaman tanpa terganggu dengan rasa khawatir dan ketakutan.
Sebelumnya, teror melalui telepon dialami Gereja Katolik Paroki Gembala Baik dan Biara Rubiah Karmel Flos Carmeli Kota Baru, Senin (14/11)kemarin. Satpam setempat menerima telepon gelap yang mengaku telah memasang bom di komplek gereja.
Polisi pun melakukan penyisiran ke sudut-sudut gereja dengan melibatkan puluhan personel. Penyisiran melibatkan Tim Jihandak Polda Jawa Timur, yang membawa sejumlah alat deteksi, termasuk anjing Tim K-9.