1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Tarekot mengaku tidak tahu asal elang bondol yang ditemukan

Pengelola Tarekot mengaku tidak tahu mengenai asal-usul elang bondol yang ditemukan di taman tersebut.

© 2016 merdeka.com/Darmadi Sasongko. ©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Selasa, 21 Juni 2016 16:15

Merdeka.com, Malang - Adanya hewan dilindungi berupa elang bondol di Taman Rekreasi Kota Malang (Tarekot) cukup menghebohkan banyak pihak. Saat ini elang tersebut telah disita Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Namun seperti dilansir dari Merdeka.com, pihak Tarekot mengaku tidak mengetahui asal-usul munculnya hewan tersebut.

Sri Mariyani, Kepala Unit Pelayanan Teknik (UPT) Tarekot mengaku tidak mengetahui asal-usul dari binatang dilindungi tersebut. Pihaknya baru tahu setelah para wartawan melakukan konfirmasi.

"Kami tidak tahu kalau ada penyitaan. Satwa-satwa yang dilindungi sudah diambil semua, saya tidak tahu kalau masih ada," kata Sri Mariyani di kantornya, Senin (20/6).

Mariyani menyatakan bahwa dia mempersilakan petugas BKSDA untuk mengambil satwa tersebut jika memang termasuk hewan yang dilindungi.

"Kalau memang ada ya dipersilakan saja. Yang paling tahu tentang satwa kan bapak-bapak ini," katanya.

Hal ini cukup menjadi kontroversi karena Tarekot sesungguhnya tidak boleh memelihara satwa yang dilindungi karena statusnya yang bukan lembaga konservasi. Namun pada kenyataan, masih terdapat hewan dilindungi yang berada di Tarekot.

Semula, Tarekot memang memiliki izin penangkaran satwa, namun sejak tahun 2103 izinnya telah dikembalikan oleh Pemkot Malang kepada kepada Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLH). Seluruh hewan yang dilindungi juga telah diambil oleh BKSDA pada waktu itu.

"Kalau tidak tahu tidak mungkin. UPT-nya masak juga tidak tahu," kata Imam Pujiono, Polhut Resor Malang dan Batu yang memimpin penyitaan.

Sementara itu, Agus Wahyudi perawat satwa di Tarekot mengungkapkan bahwa burung tersebut datang diantar oleh seseorang yang tidak diketahui namanya. Burung itu diserahkan begitu saja dan langsung ditinggal pergi.

"Orangnya laki-laki ke sini membawa burung dan sak. Belum satu minggu di sini. Naruh, 'Pak ini burung' langsung pergi," kata Agus.

Agus mengaku belum sempat melaporkan kejadian itu, baik kepada atasannya maupun pihak BKSDA. Namun sebelum dia sempat melakukannya,  masyarakat telah lebih dahulu melaporkan ke BKSDA.

Pengakuan Agus tersebut namun diragukan oleh beberapa orang yang pernah menyaksikan elang tersebut. Elang itu diduga sudah lebih dari satu minggu berada di kandangnya.

"Saya melihatnya sudah lama," kata Zainul yang mengaku hampir setiap Minggu nongkrong di warung sekitar Tarekot.

Menyikapi hal ini, Mariyani pun menekankan bahwa di Tarekot tidak boleh dan tidak ada satwa dilindungi yang dipelihara. Atas kejadian tersebut, pihaknya akan berkoordinasi agar hal serupa tidak terjadi kembali.

"Ini pembelajaran, saya akan koordinasi dengan staf yang bersangkutan untuk berhati-hati. Perbuatan itu sangat riskan. Tarekot tidak punya lahan dan kandang yang sesuai standart. Kemarin sudah habis, tiba-tiba ini ada," tandasnya.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Peristiwa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA