1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Setelah 'Warisan' viral, Afi laris manis jadi pembicara seminar

Pemilik akun facebook Afi Nihaya Faradisa kini laris manis menjadi pembicara seminar karena tulisannya yang viral tentang 'warisan'.

©2017 Merdeka.com Editor : Rizky Wahyu Permana | Contributor : Darmadi Sasongko | Senin, 22 Mei 2017 11:21

Merdeka.com, Malang - Nama Asa Firda Inayah (19) belakangan ramai diperbincangkan di media sosial. Lewat akun facebook Afi Nihaya Faradisa miliknya, postingan tulisannya berjudul 'Warisan' menjadi viral.

Sejak saat itu, Afi, demikian biasa dipanggil, mendapat banyak kesempatan menjadi narasumber di sejumlah tempat. Sejumlah stasiun televisi juga memintanya wawancara, untuk menyampaikan gagasannya.

"Saya pernah diundang sebagai pembicara oleh Bekraf Jakarta, Tempo Institut, seminar-seminar dan sekarang berbicara di Unitri," kata Afi di sela menjadi pembicara di Universitas Tribuana Tungga Dewi Malang, Sabtu (20/5).

Afi menjadi salah satu pembicara dalam Sarasehan Kebangkitan Nasional, NKRI Berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Selain Afi, turut sebagai pembicara mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung dan Mantan PW NU Jawa Timur Ali Maschan Moesa.

"Biasanya bicara tentang saya dan tulisan-tulisan saya. Terkait kebangsaan dan gerakan tidak menggunakan handphone 10 hari terkait pendidikan," katanya.

Afi yang baru lulus SMA 1 Gambiran, Kabupaten Banyuwangi itu mengaku menulis di akun facebooknya hanya saat waktu senggang. Namun kesukaannya menulis sudah dijalani sejak sekian lama.

"Biasanya melihat fenomena-fenomena di sekitar, dan terpacu untuk menulis," katanya.

Afi dalam waktu dekat berencana menulis dan menerbitkan buku karyanya, selain mempersiapkan kuliah. Dia berkeinginan mengambil jurusan Psikologi.

"Masuk Universitas, dan menerbitkan buku, tema masih dirahasiakan," kata pengagum Presiden Joko Widodo ini.

Sementara itu dalam pidatonya, Afi menyampaikan keprihatinannya dengan terkikisnya rasa menghormati perbedaan. Kondisi Bangsa Indonesia yang dibangun dengan keanekaragaman, tetapi mulai meninggalkan rasa menghormati perbedaan itu.

"Realita yang dihadapi sehari-hari, Indonesia sangat mudah dipicu isu Sara dan terancam tercerai berai," tegasnya.

Afi mengajak membangun tekad dengan sebuah tindakan nyata sekecil apapun yang bisa dilakukan. Segala keterbatasan bukan alasan untuk putus asa dan tidak berbuat apa-apa.

Sementara Akbar Tandjung mengapresiasi pemikiran Afi tentang keanekaragaman dan perbedaan. Pihaknya optimis akan lahir semakin banyak generasi yang terpanggil menjaga keutuhan NKRI.

"Kalau anak muda memiliki pemikiran tentang penghormatan keanekaragaman kita patut diapresiasi. Komitmen dia untuk menjaga kehidupan berkebangsaan, keanekaragaman, berarti sesuatu yang sejalan dengan cita-cita founding father kita," katanya.

PILIHAN EDITOR

(RWP) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Inspiratif
  2. Media Sosial
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA