1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Mahasiswa UB kembangkan tanaman hias jadi obat anti cacingan

Empat mahasiswa Universitas Brawijaya Malang kembangkan tanaman hias sebagai obat anti cacingan terutama bagi anak-anak.

©2017 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Senin, 22 Mei 2017 13:15

Merdeka.com, Malang - Cacingan merupakan sebuah masalah yang umum dialami masyarakat Indonesia terutama anak-anak. Walau terkesan sepele, masalah ini dapat menyebabkan hilangnya zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, penurunan daya imun, penghambatan perkembangan fisik dan mental, kemunduran intelektual pada anak-anak, dan penurunan produktivitas kerja.

Menyadari cukup peliknya masalah cacingan ini, 4 mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) melakukan penelitian yang mengembangkan tanaman hias menjadi teh untuk menjadi obat bagi penyakit cacingan ini. Teh celup yang dibuat dari daun miana ini diberi nama oleh empat mahasiswa yang terdiri dari Inmas Putri, Della P Arumsari, Savrida Nurahmi, dan Ica Raditia sebagai 'Miantea'.

Pemilihan daun miana sebagai bahan penelitian ini dilakukaan karena ketersediaannya yang memang cukup melimpah serta harganya yang cukup murah yaitu antara Rp2 ribu hingga Rp5 ribu. Selain itu daun ini juga mengandung bahan yang mampu menghambat penyakit cacingan ini.

“Daun miana yang disebut juga sebagai iler atau ingler ini memiliki kandungan senyawa fenolik yang memiliki aktivitas anthelmintika yaitu kemampuan untuk menghambat pertumbuhan dan perkembangan cacing parasit yang ada dalam tubuh manusia. Selain itu, daun miana juga kaya akan antioksidan, flavonoid, tannin, dan saponin yang memiliki fungsi untuk mencegah penyakit-penyakit degeneratif seperti jantung koroner dan stroke,” ujar Inmas, selaku ketua pelaksana penelitian.

Ide pengembangan Miantea sebagai minuman fungsional anti cacingan ini dipuji oleh dosen FTP UB Novita Wijayanti, STP., MP. Dia menganggap minuman ini memberikan terobosan baru dalam upaya pencegahan dan pengobatan penyakit kecacingan serta dapat meningkatkan nilai ekonomis dari daun miana.

Mahasiswa UB kembangkan tanaman hias jadi teh celup anti cacingan
© 2017 merdeka.com/Istimewa

“Selama ini kita hanya mengetahui daun miana atau ingler sebagai tanaman hias,. Pengobatan kecacingan secara tradisional biasanya hanya menggunakan air rebusan daun miana. Namun, secara sensori, air rebusan tersebut memiliki rasa yang pahit dan tidak disukai anak-anak padahal penderita kecacingan terbesar adalah anak-anak. Hal ini mendasari kami untuk berinovasi menghasilkan teh celup daun miana sebagai minuman fungsional anti kecacingan,” tutur Savrida.

Penelitian ini sendiri dilakukan selama tiga bulan melingkupi berbagai proses mulai produksi teh celup hingga hingga pengujian kandungan senyawa fitokimia dan uji motilitas cacing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh celup daun miana mengandung senyawa fenol cukup tinggi yang dapat menghambat tumbuh kembang cacing.

“Pada uji motilitas yang diterapkan pada cacing pita (Taenia solium), teh celup daun miana terbukti dapat mengakibatkan cacing mengalami paralisis dan kematian dalam waktu 36-96 jam,” ungkap Della P Arumsari.

Dalam penelitian ini, salah satu anggota dari kelompok ini Ica Raditia mengatakan bahwa mereka belum mengalami kendala yang cukup berarti. Selain itu dia juga berharap bahwa penelitiannya dapat banyak berguna bagi anak-anak.

“Harapan kami adalah penelitian ini dapat memberikan manfaat dan menjadi sebuah solusi dalam upaya pencegahan penyakit kecacingan pada anak-anak,” tandas Ica.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Kesehatan
  2. Pendidikan
  3. Malang Kreatif
  4. Universitas Brawijaya
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA