Baretlinbang Kota Malang menggandeng Institut Atsiri UB melakukan penelitian untuk pengembangan inovasi pemanfataan minyak atsiri.
Merdeka.com, Malang - Kebutuhan minyak atsiri di dunia industri kesehatan dan kosmetik terus meningkat. Sejumlah negara pun sedang melirik pemanfaatannya, termasuk Indonesia.
Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Baretlinbang) Kota Malang menggandeng Institut Atsiri Universitas Brawijaya melakukan penelitian untuk pengembangan inovasi pemanfataannya. Hasil penelitiannya dituangkan dalam Publikasi terhadap Diversifikasi Produk Minyak Atsiri di Kota Malang yang digelar di ruang rapat Baretlinbang, Kamis (4/5).
Vivi Nurhadianty dari Institut Atsiri Universitas Brawijaya menjelaskan, minyak atsiri merupakan komoditas nonmigas yang kini banyak dibutuhkan. Dunia membutuhkan untuk industri kosmetika, farmasi hingga industri makanan dan minuman.
"Sifat minyak atsiri ini berbau wangi, mudah menguap, memiliki rasa getir, tidak larut dalam air, namun larut dalam pelarut organik seperti alkohol, eter dan lain sebagainya," kata Vivi.
Potensi minyak atsiri di Indonesia cukup besar, karena sekitar 160 hingga 200 tanaman penghasilnya tumbuh di Indonesia. Namun dari ratusan jenis itu tidak semua jenis minyak atsiri diperdagangkan.
"Dunia perdagangan global terdapat kurang lebih 80 jenis minyak atsiri yang diperdangkan, sedangkan untuk di Indonesia dari 40 jenis minyak atsiri, hanya 12 jenis saja yang diperdagangkan," ungkapnya.
Peranan ilmu pengetahuan dan teknologi, lanjut Vivi perlu dimaksimalkan agar inovasi produk bisa berkembang dan bermanfaat bagi manusia. Pengembangan teknologi untuk pengolahan minyak atsiri yang sudah dilakukan UB menghasilkan beberapa produk seperti parfum, sabun, pembersih lantai hingga bio pestisida.
Luthfi Kurnia Dewi, yang juga dari Institut Astiri mencontohkan, jenis minyak atsiri yang hingga kini masih dibutuhkan di antaranya minyak atsiri jahe segar, minyak atsiri jeruk purut dan minyak atsiri daun nilam.
"Proses untuk mengolah minyak atsiri ini untuk produk sangat mudah," ujar Kurnia.
Sementara praktisi sekaligus konsultan bisnis Yuli Andayani, memaparkan, potensi pemanfataan minyak atsiri harus dimanfaatkan dengan baik di dunia bisnis.
"Ini adalah peluang bagi yang di dunia usaha karena pemerintah sudah memfasilitasi adanya penelitian ini dengan baik," katanya.
Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Baretlinbang Kota Malang, Rukayah mengatakan, semakin pesatnya pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) maka inovasi sangat penting untuk meningkatkan perekonomian.
"Karena itu, publikasi hasil penelitian dari minyak atsiri diharapkan direspon positif oleh stakeholder, agar bisa mencetak entrepreneur baru yang sukses di masa mendatang," kata Rukayah.