Pengelola perpustakaan dan TBM se-Malang Raya bentuk forum untuk optimalkan peran dan tingkatkan pengelolaan.
Merdeka.com, Malang - Pada peringatan Hari Buku Nasional yang jatuh pada tanggal 17 Mei, puluhan pegiat buku berkumpul di Perpustakaan Anak Bangsa yang terletak di Sukopuro, Jabung untuk membahas mengenai berbagai masalah perbukuan, khususnya pengelolaan perpustakaan dan taman baca. Pada acara tersebut hadir pengelola perpustakaan, pengelola Taman Baca Masyarakat (TBM), relawan, penerbit, mahasiswa jurusan perpustakaan serta perwakilan dari perpustakaan kota dari seluruh wilayah Malang Raya.
Acara yang digagas oleh Eko Cahyono tersebut bertujuan untuk saling berbagi pengalaman mengenai pengelolaan perpustakaan dan taman baca serta mencari solusi bersama. Beberapa hal yang cukup penting untuk dibahas adalah mengenai teknik pengelolaan TBM, cara menumbuhkan minat baca, serta pembentukan forum perpustakaan dan TBM di Malang Raya.
Di awal pertemuan, Eko Cahyono menjelaskan berbagai cara untuk mendapatkan sumbangan buku bagi perpustakaan dan TBM. Cara yang dianggapnya cukup mudah dan dapat memperoleh banyak buku adalah dengan menggunakan membuat dropbox yang disebar di kampus-kampus, tempat perbelanjaan, serta pusat keramaian lainnya. Cara ini cukup mudah karena hanya membutuhkan kardus dan kerjasama dengan pengelola tempat yang dituju.
Perpustakaan yang dikelola Eko memang dapat dikatakan cukup berhasil secara pengelolaan dan pengaturan koleksi. Bahkan tidak jarang dia menghibahkan beberapa bukunya pada beberapa perpustkaan atau TBM lain yang membutuhkan. Anggota dari perpustakaan Anak Bangsa ini juga cukup banyak, saat ini tercatat sudah ada setidaknya 10 ribu anggota. Namun tidak semua perpustakaan dapat berhasil seperti ini, dari 90-an anggota perpustkaan dan TBM di Malang Raya saat ini tercatat hanya sekitar 30-an yang benar-benar aktif.
Salah satu TBM yang masih merintis pembentukannya dan masih berusaha mengatasi masalah adalah TBM Omah Bocah. Yuyun selaku pengelola mengatakan bahwa sebenarnya dia sudah merintisnya sejak kecil hanya saja secara resmi, tempat ini sendiri baru muncul pada 15 april lalu. Masalah yang kini dihadapinya adalah karena koleksi dari buku dan rak yang masih kurang.
Masalah buku ini sendiri tampaknya merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir semua perpustakaan dan TBM. Hal serupa juga dialami oleh TBM Galeri Kreatif yang berada di Bantur, kabupaten Malang serta Teras Baca Salsabilla yang terletak di Tunggulwulung.
Dalam kegiatan tersebut Kepala Perpustakaan Umum Kota Malang, Endang Suyatikah menyatakan cukup bangga dengan adanya forum seperti ini. Dia menjelaskan walau sebenarnya TBM berada di bawah Dinas Pendidikan namun peningkatan minat baca merupakan tanggung jawab semua orang. Dengan bertemunya pegiat buku baik dari pemerintah maupun perorangan atau komunitas, diharap dapat terjadi sinergi serta ditemukannya sebuah pemecahan masalah secara bersama.
Untuk mempermudah pengelolaan serta identifikasi masalah, Eko menyarankan agar dibuat forum perpustakaan dan TBM se-Malang raya. Acara dari forum ini adalah dengan membuat jambore dan arisan buku keliling setiap bulannya. Cara ini diharap dapat memperkuat silaturahmi antar perpustakaan dan TBM serta mempermudah komunikasi jika terjadi masalah terhadap salah satu anggota.