Tiga kapal nelayan asal Pangandaran terdampar di pantai selatan Malang. Satu orang masih hilang hingga sekarang.
Merdeka.com, Malang - Ombak besar yang terjadi belakangan ini menyebabkan sebuah kapal nelayan tradisional asal Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat terdampar hingga ke pantai selatan Malang. Dilansir dari Merdeka.com, terdapat tiga kapal yang terdampar dan satu awak yang hilang karena terhempas ombak di perairan Samudera Hindia.
Tiga kapal tersebut mengaku berasal dari desa Batukaras, kecamatan Cijulang, Pangandaran Jawa Barat. Mereka terdampar sejak minggu (19/6) sore. Dua kapal terdampar di pantai Kondang Merak, sedangkan satu kapal yang lain di pantai Ngliyep.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Bagio Setiono mengatakan, para awak kapal sebanyak tujuh orang itu berada dalam kondisi trauma. Saat ini, tujuh orang tersebut dititipkan kepada warga setempat.
"Jumlah awak ada tujuh orang. Masing-masing menggunakan kapal tradisional ukuran 1,5 meter x sembilan meter. Dua hari lalu, mereka mengaku dihantam ombak besar," kata Bagio Setiono, senin (20/6).
Bagio mengungkapkan bahwa awak yang terdampar tersebut merupakan nelayan yang biasa mengarungi laut selatan Jawa. Biasanya mereka berbulan-bulan melaut dan menjual hasil tangkapan di pantai yang dilaluinya.
Awak dari tiga kapal tersebut mulai meninggalkan kampung halaman sejak hari kedua puasa. Saaat terhempas ombak besar yang menyebabkan kandas, posisi perahu mereka tengah berada di pantai Konang, Trenggalek.
"Saat itu satu orang meloncat dari kapal dan belum ditemukan hingga kini. Korban atas nama Kosim, 50 tahun," ujar Bagio.
Saat ini tim SAR telah menurunkan dua kelompok untuk mencari Kosim. Namun hingga berita ini diturunkan, hasil pencarian masih nihil.
Dua di antara para awak kapal yaitu Totong dan Yadi, saat ini sedang dalam kondisi trauma. Rencananya mereka akan dipulangkan ke Pangandaran melalui jalur darat.
"Kita tunggu mereka tenang, setelah membaik kita pulangkan melalui jalur darat. Mereka syok. Apalagi satu rekannya dinyatakan hilang," tandas Bagio.