Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tertarik disertasi Rendra Kresna tentang tradisi Petekan suku Tengger di desa Ngadas.
Merdeka.com, Malang - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tertarik pada disertasi Rendra Kresna yang meneliti tentang Tradisi Petekan Suku Tengger. Ketertarikan tersebut diwujudkan dengan pertemuan rombongan anggota LIPI dengan Bupati kabupaten Malang, Rendra Kresna di Pendopo Agung kabupaten Malang, Rabu (09/11) malam. Terbungkus dalam acara sarasehan, 50 anggota LIPI tersebut di ketuai oleh Dr. Tri Nuke Pudjiastuti Deputi ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI.
Rendra menjelaskan, Tradisi Petekan adalah sebuah test keperawanan atau pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dukun, dan hanya ada di masyarakat suku tengger yang ada di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, kabupaten Malang. Tes ini dilakukan setiap tiga bulan sekali dan diikuti oleh para gadis dan janda.
"Dilibatkan pula bidan desa untuk semakin menambah hasil keakuratan secara medis," jelas Rendra.
Menurut Rendra,tingginya tingkat seks bebas dan hamil diluar nikah, membuat dirinya merasa miris dengan keadaan tersebut. Rendra pun berharap dengan tradisi petekan ini bisa diterapkan di daerah perkotaan.
“Saat ini seks bebas atau hamil di luar nikah dianggap sebagai hal yang biasa. Padahal kita semua tahu ini tidak sesuai dengan budaya bangsa kita juga dengan agama apapun yang dianut,” ungkapnya.
Jika petekan ini bisa diterapkan pada masyarakat perkotaan tentu tidak akan ada yang namanya seks bebas,” lanjutnya.
Acara sarasehan Rendra Kresna dengan LIPI ini juga di hadiri Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kab. Malang, Kepala Dinas Pengairan, Kepala Dinas Bina Marga, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, dan Kepala Bagian Humas Setda Kab. Malang, Kepala Desa Ngadas, serta perwakilan tokoh adat suku Tengger.