1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Kualitas diperhatikan, PRT Malang kini punya sekolah khusus

Punya sekolah khusus, LPKP dan Jarak ingin tingkatkan kualitas Pekerja Rumah Tangga (PRT).

Darmadi Sasongko. ©2016 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Selasa, 11 Oktober 2016 09:17

Merdeka.com, Malang - Lembaga Pengkajian dan Kemasyarakatan Pembangunan (LPKP) dan Jaringan Penanggulangan Pekerja Anak (Jarak) mendirikan sebuah sekolah khusus bagi Pekerja Rumah Tangga (PRT). Program yang merupakan sebuah pilot project tersebut didukung International Labur Organization (ILO), organisasi perburuhan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sekolah PRT digelar di empat provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Lampung. Malang dipilih sebagai representasi Jawa Timur. "Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan PRT agar memiliki posisi tawar lebih. Selain itu juga salah satunya untuk memangkas adanya PRT Anak, yang memang sesuai undang-undang dilarang," kata Abdul Syukur, pendamping LPKP, seperti dilansir dari merdeka.com.

Syakur menjelaskan, banyak persoalan menyangkut PRT, di antaranya persoalan upah, jam kerja dan keselamatan selama bekerja kerja. Apalagi hingga sekarang memang tidak ada sandaran hukum atau undang-undang yang melindunginya. Selain itu, persoalan keselamatan kerja PRT kerap tidak diindahkan.

"Lewat komunikasi yang dijalin dengan majikan dan sesama pekerja suasana saling memantau akan berjalan dengan sendirinya," terangnya.

Peserta Sekolah PRT berasal dari Desa atau kelurahan di Kabupaten Malang dan Kota Malang. Beberapa wilayah yang menjadi pengirim PRT seperti Kecamatan Singosari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang dan Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Seperti sekolah pada umunya, para peserta pun mengenakan seragam. Bahkan mereka juga memakai pin bertuliskan, "PRT bukan Pembantu, Kerja Layak untuk PRT."

Kegiatan sekolah dilaksanakan dua kali dalam seminggu selama enam bulan, tepatnya pada Sabtu dan Minggu. Peserta tergabung dalam Sekolah PRT ini, akan mendapat waktu pelatihan selama 200 jam mata pelajaran.

Materi berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Kurikulum digunakan juga dibuat untuk lebih meningkatkan kompetensi dan skill masing-masing pekerja. Dalam kegiatannya, mereka pun diberi kesempatan untuk saling bertukar pikiran.

"Rata-rata peserta antusias, seperti merasa mendapat sesuatu yang baru," Erly Prastika, salah seorang instruktur.

Pada hari Sabtu, kelas PRT berlangsung di rumah salah seorang peserta secara bergiliran. Seorang instruktur akan datang ke lokasi pertemuan dan rata-rata diikuti sepuluh orang peserta. Kemudian pada hari Minggu, kelas praktik dilakukan pada sebuah hotel. Sesuai kelas dan materi, mereka akan praktik bersama kelompoknya.

"Memang harus berlatih berulang-ulang, hasilnya masih belum memuaskan," kata Jarwati, salah seorang peserta kelas PRT, Minggu (9/10) kemarin.

Jarwati merupakan PRT asal desa Tunjungtirto, kecamatan Singosari, kabupaten Malang. Sehari-hari dia bekerja di Perumahan Karanglo Indah kota Malang.

Peserta lainnya, Badriyah (45), mengaku dalam kelas ini banyak hal baru ditemukan. Sehingga mereka menyadari bahwa selama ini banyak cara kurang tepat dan tidak efektif selama menjalani pekerjaannya selama ini.

Sekolah PRT di Malang
© 2016 merdeka.com/Darmadi Sasongko

Salah satunya, cara membersihkan kaca rumah. Menurut dia, seharusnya tidak dengan pola naik turun, tetapi menyerupai huruf S atau ular. Sehingga tidak akan ada ruang tertinggal.

"Sebelumnya ya tidak tahu, ternyata begini yang benar, memang lebih cepat dan tidak mengulang-ulang," kata Badriyah.

Perempuan itu tinggal di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang dan sehari-hari sebagai PRT lepas. Pagi berangkat dan sore harinya pulang, dengan majikan berganti-ganti.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Peristiwa
  2. Sosial
  3. Ngalam Kipa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA