Kemendikbud pun mengambil langkah merotasi sementara guru-guru tersebut guna menghilangkan trauma.
Merdeka.com, Malang - Trauma akibat bencana gempa bumi di Lombok, NTB tidak hanya dirasakan oleh para murid, tetapi juga oleh sebagian guru. Kemendikbud pun mengambil langkah merotasi sementara guru-guru tersebut guna menghilangkan trauma.
"Tenaga guru hanya dirotasi saja, dari yang gempa kita kirim ke daerah tidak gempa, agar traumanya hilang dulu, baru kemudian dikembalikan. Cukup di NTB saja," kata Muhadjir Effendy, Mendikbud RI di UMM Malang, Sabtu (25/8).
Muhadjir mengatakan guru dan murid mengalami trauma, termasuk di sekolah yang gedungnya tidak roboh sekalipun. Karena memang gempa susulan masih kerap terjadi. Kemendikbud terus melakukan trauma healing terhadap anak-anak dengan melibatkan sejumlah pihak.
"Terus ada kita lakukan (trauma healing), banyak LSM yang bergabung, juga banyak dari Kemensos, Kemendikbud dan sekolah-sekolah," katanya.
Dia juga mengapresiasi para pengajar yang datang ke Lombok guna memberikan perhatian agar anak-anak korban bersekolah kembali. Mantan Rektor UMM ini mengaku hingga saat ini belum mengetahui jumlah pasti para pengajar tersebut.
"Guru banyak sekali kita belum kita cek kepastiannya, karena masih belum terkoordinasi. Karena spontan saja mereka datang ke Lombok. Kemudian lapor ke LPMP kemudian kita persilakan melakukan program-program layanan, terutama trauma healing," terangnya.
Dijelaskan Muhadjir, saat ini penanganan gempa masih tahap penanggulangan, setelah dilanjutkan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Tahap rehabilitasi ditangani oleh Kemendikbud, sedangkan untuk rekonstruksi akan ditangani oleh Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR).
Pemkot Malang akan Bangun sekolah di Lombok
Muhadjir juga mengungkapkan, bantuan dari berbagai pihak terus berdatangan. Salah satunya dari Pemkot Malang yang berencana membangun sekolah di Lombok, NTB.
"Kota Malang akan membikin sekolah di sana. Terima Kasih Pemkot Malang semoga yang lain segera menyusul," kata Muhadjir.
"Masih belum bisa ditetapkan, kalau tidak SD ya SMP. Kemarin belum ada kepastian (jumlahnya), paling tidak satu sekolah," sambungnya.
Sejumlah pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten dan kota berencana membantu dengan membangun sekolah. Pembangunan akan dilakukan secara patungan di antara mereka.
"Alhamdulillah ada beberapa provinsi, kabupaten atau kota yang akan membantu membangunkan sekolah baru. Baik sendiri maupun bersama-sama, salah satunya Pemerintah Kota Malang tadi," jelasnya.
Sementara itu, Plt Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, sudah terkumpul dana sekitar Rp 400 juta dari masyarakat dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Setelah dana tersebut terkumpul dalam jumlah tertentu akan melakukan survei dan koordinasi dengan pemerintah setempat. "Kita ikut prihatin dan ingin ikut meringankan beban saudara kita," katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang, Zubaidah yang mengaku telah berhasil mengumpulkan bantuan sebesar Rp 500 juta di lingkungan Korpri Kota Malang.
"Alhamdulillah sudah lebih Rp 500 juta, semoga bisa membantu," katanya.