Sempat disangka menghilang beberapa hari, Durahman (60) ditemukan tewas dalam sumur sedalam 20 meter.
Merdeka.com, Malang - Sempat disangka menghilang, Durahman (60) ditemukan meninggal dunia di dalam sumur sedalam sekitar 20 meter. Korban diduga terperosok setelah memperbaiki mesin penyedot air di dapur rumahnya, di jalan Tirto Rahayu, RT 03/ RW 05, desa Landungsari, kecamatan Dau, kabupaten Malang.
Sehari-hari Durahman hidup sendirian, sementara dua anaknya tinggal tidak jauh dari rumah di gang sempit tersebut. Salah satu anaknya, Tony Kusman (37) hampir setiap hari mengantarkan makanan untuk ayahnya.
Beberapa hari terakhir, Tony kebingungan lantaran setiap mengunjungi ayahnya, pintu rumah selalu dalam posisi terkunci. Dia berusaha membuka pintu, tetapi juga tidak menemukannya. Tony baru sadar setelah melihat beton penutup bibir sumur dalam posisi terbuka. Posisi bibir sumur sendiri berada lebih tinggi, dan dekat dengan jendela rumah yang tak pernah dibuka.
Posisi tersebut membuat Tony tidak curiga sebelumnya. Namun, saat dilihat dari mulut sumur, tampak jasad Durahman yang sebagian badannya terendam air di kedalaman.
"Tidak ada bau apa-apa. Kemungkinan jatuhnya belum lama," kata Etik tetangga korban di TKP, Selasa (13/9), seperti dilansir dari merdeka.com.
Kanit Reskrim Polsek Dau, AKP Supriyanto mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan luka di kepala bagian belakang. Kemungkinan korban melakukan perbaikan mesin pompa air sebelum kemudian mengalami kecelakaan.
"Ditemukan luka di kepala bagian belakang. Korban diduga meninggal lebih satu hari," katanya.
Pihaknya tidak menemukan adanya unsur bunuh diri, melainkan murni kecelakan. Dugaan tersebut diperkuat adanya pipa air yang putus dan tertarik ke dalam. Kemungkinan korban terpelesat atau terjatuh hingga menarik pipa saluran air.
Supriyanto menjelaskan, anak korban sudah empat hari melakukan pencarian, tetapi tidak ketemu. Baru mengetahui kalau cor-coran penutup semen bergeser dari tempatnya.
Miah (50) tetangga korban, mengenal Durahman sebagai pribadi yang religius. Hampir lima waktu selalu melewati depan rumahnya untuk menjalankan salat berjamaah.
Miah mengaku bertemu terakhir dengan korban ketika salat Jumat. Korban menggunakan baju yang sama dengan yang dikenakan saat ditemukan dalam sumur. Namun, saat beramai-ramai salat Idul Adha, sudah tidak bertemu lagi.
"Jumatan masih bertemu, tapi saat salat Hari Raya (Idul Adha) tidak ketemu lagi," tegas Miah.
Keluarga dengan dibantu oleh masyarakat setempat sempat berusaha mengevakuasi dengan peralatan seadanya. Namun upaya tersebut gagal, sebelum kemudian mendapat bantuan dari Tim SAR.