Kemunculan 'siluman parkir' buat masyarakat galang petisi online berjudul 'Malang Darurat Parkir'.
Merdeka.com, Malang - Keresahan masyarakat terhadap aksi juru parkir yang dianggap tak sesuai telah mencapai titik didih. Bergerak melalui dunia maya, masyarakat mengumpulkan dukungan menuju sebuah kata sepakat demi ketertiban parkir Kota Malang.
Sebuah petisi terkait parkir liar akhirnya dilayangkan melalui situs petisionline.net. Hingga berita ini dibuat, petisi tersebut telah berhasil mengumpulkan 9.022 dukungan.
Mengangkat judul 'Malang Darurat Parkir, petisi tersebut berisi ungkapan keresahan akan aksi tukang parkir yang tak sesuai. Istilah 'siluman parkir' pun muncul lantaran adanya ketikseimbangan antara hak masyarakat dan kewajiban tukang parkir.
Berikut isi petisi online yang ditujukan kepada Walikota Malang, H.Mochammad Abnton tersebut:
Malang Darurat Parkir
Yth Abah Anton (Wali Kota Malang)
Assalamualaikum Wr Wb
Abah Anton yang kami hormati,izinkan kami menyampaikan keluh kesah kami mengenai pelayanan publik di kota kami tercinta ini.
Masalah tentang "PARKIR" di kota malang,menjamurnya lahan parkir sangat meresahkan kami.setiap sudut kota malang tak pernah luput dari siluman parkir.
Kenapa saya sebut siluman parkir,karena antara hak kita sebagai masyarakat dan kewajiban sebagai tukang parkir tak pernah imbang.
Kadang kita hanya beberapa menit berhenti,membeli sesuatu tak sampai seribu rupiah kami tetap di paksa untuk membayar melebihi apa yang telah kami beli.berkedok itu lahan mereka, kita diwajibkan membayar 2rb sekali berhenti u/ sepeda motor.sedang kewajiban sebagai tukang parkir setelah di kasih uang langsung pergi begitu saja.
Mulai dari ATM,Warung makan kecil bahkan tempat fotokopian,setiap ada transaksi jual beli di kota malang ini,semua tak luput selalu saya dengar peluit parkir.kadang sesekali kita coba tidak membayar dan akhirnya adu mulut pun tak terhindarkan.
Inikan namanya "Preman Pungli Berkedok Parkir" bah.! kami tidak tau harus mengadu ke siapa lagi selain membuat petisi ini,karena selama ini kami sudah banyak berkeluh kesah tapi tidak pernah di carikan solusinya.kami memohon kepada abah anton yang terhormat untuk :
"Tertibkan Parkir di semua sudut Kota Malang" kami sudah muak jika setiap hari harus terbebani dengan "Siluman parkir ini".Kami sudah bosan jika setiap berhenti membayar sejumlah uang.
Kami berharap semoga Malang kembali ke filosofi utamanya."Malang Ijo Royo-Royo BUKAN Malang Oranye Sumprit-Sumprit"
Petisi ini pun menuai banyak tanggapan positif dari masyarakat, yang disampaikan melalui situs yang sama.
"Bagus sekali! Sudah lama sy tunggu adanya petisi ttg jukir siluman di Malang. Krn keluhan yg kita sampaikan via facebook dan instagram tdk pernah ditindaklanjuti. Smoga dg adanya petisi ini kota Malang kita tercinta bs smakin teratur, terutama soal tempat parkir dan jukir siluman yg smakin merajalela. Terima Kasih", tulis salah seorang netizen dalam situs petisionline.net.
Tak hanya itu, masyarakat melalui komentar yang ditulis menyampaikan bahwa kondisi tersebut tak terlepas dari faktor kemiskinan.
"Biar parkir an lebih terkoordinir, sebenarnya tukang Parkir mencari nafkah jg buat keluarga, akan tetapi kl di lihat gk akan seperti ini merugikan setiap kalangan artinya dengan pemberantasan kemiskinan akan jauh lebih mengurangi complain dari masyarakat, Sukses dan sehat selalu Aminn", tulis netizen melalui situs yang sama.