Persoalan tabungan siswi di MTS Negeri Tumpang, Kabupaten Malang, Rosita berujung tragis. Ia ditemukan meninggal dalam kamar dengan mulut berbusa
Merdeka.com, Malang - Persoalan tabungan siswi di MTS Negeri Tumpang, Kabupaten Malang, Rosita berujung tragis. Orangtua murid, Wijiyati bersikeras total tabungan anaknya bernama Rosita mencapai Rp 42 juta.
Wijiyati mengatakan jumlah tabungan anaknya Rp 42,7 juta dikumpulkan dalam waktu satu tahun selama Rosita kelas 9. Sementara pihak sekolah menyebut jumlah tabungan hanya Rp 135 ribu.
Kejadian ini sempat membuat Rosita murung. Terlebih tekanan terus dialaminya. Rosita sempat melakukan aksi nekat mengonsumsi obat-obatan yang disertai minuman bersoda. Beruntung aksinya itu tidak sampai berdampak lebih buruk.
Hampir satu bulan kemudian Rosita ditemukan meninggal dunia. Pertama kali jasadnya ditemukan Jumat (27/7), di dalam kamar rumahnya di Desa Ngingit, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
Sebelumnya, Kamis (26/7) sekitar pukul 23.00 WIB, dia sempat makan nasi dengan lauk ikan gurami yang dimasak oleh ibunya, dan meneguk air putih. Setelah itu, Rosita merasakan sakit kepala dan minta dipijat ibunya, sebelum kemudian pergi masuk ke kamarnya.
Sekitar pukul 05.00 WIB, ibunya membangunkan korban dari depan kamar. Karena tidak ada jawaban, sang ibu masuk kamar dan menemukannya sudah meninggal dunia.
Kematian Rosita dilaporkan ke Polsek setempat sekitar pukul 06.00 WIB. Rosita dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk menjalani visum.
"Tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Kemungkinan ada tekanan. Sebelumnya juga pernah masuk rumah sakit, karena sakit lambung," kata Kasatreskrim Polres Malang, AKP Azi Pratas Guspitu, Jumat (28/7).
Polisi hanya menemukan obat antibiotik di kamar korban. "Ditemukan obat jenis antibiotik, yang dosisnya tidak tinggi juga. Bisa juga (jadi pemicu), kalau minumnya banyak, apalagi sakit lambung seperti itu," ujarnya.
Azi mengatakan, pihaknya akan meminta keterangan keluarga korban, karena hingga saat ini masih shock dan belum bisa dimintai keterangan. Kemungkinan dari orangtuanya akan didapat informasi yang lain.
"Makanya nanti kita minta keterangan dari keluarganya. Kita dalami lagi," tegasnya.
Rosita sempat mengalami depresi akibat uang tabungannya tidak diakui pihak sekolahan. Apakah Rosita bunuh diri? "Bunuh diri, (bisa) kemungkinan, karena stres tekanan," ungkapnya.
Saat heboh kasus ini, pihak sekolah memiliki bukti berdasarkan catatan yang ada di dalam buku tabungan. "Kalau menabung di wali kelasnya itu benar, tetapi jumlahnya hanya Rp 135 ribu. Tidak sampai puluhan juta, kalau itu tidak benar dan fitnah," kata Kepala Sekolah MTS Negeri Tumpang, Kabupaten Malang, Pono, Kamis (22/6).
Pono juga menunjukkan sejumlah catatan buku tabungan yang menunjukkan angka akhir tabungan tersebut. Setoran terakhir pada 8 November 2016 sejumlah Rp 50 ribu, sehingga saldo yang sebelumnya Rp 85 ribu menjadi Rp 135 ribu.
"Kita memiliki bukti dan catatannya. Sudah kita kumpulkan semua saat pertama masalah ini muncul," tandasnya.
Mediasi sudah beberapa kali dilakukan tetapi hasilnya tidak sesuai harapan. Pihak sekolah tetap menganggap tidak pernah ada tabungan tersebut, sebaliknya keluarga Rosita meyakini anaknya menabung setiap hari. Sampai-sampai Wijiyati menantang untuk sumpah pocong.