1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Perhatikan hal ini sebelum konsumsi makanan kaleng, apa saja?

Marak dikonsumsi saat Ramadan, ini kata pakar soal makanan kaleng.

Ilustrasi Makanan Kaleng. ©2017 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Selasa, 06 Juni 2017 08:17

Merdeka.com, Malang - Makanan kaleng memang menyodorkan kemudahan dalam mengonsumsi makanan. Tak perlu ribet dan waktu lama, makanan telah siap untuk dikonsumsi. Tak heran, jika konsumsi dan distribusi makanan kaleng ini cukup marak di kalangan masyarakat, khususnya di bulan Ramadan ini. Sayangnya, konsumsi makanan kaleng ternyata tidak disarankan bagi kesehatan.

Dr. Tri Dewanti W., M.Kes dan Dian Handayani, M.Kes., Ph.D menuturkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan masyarakat sebelum membeli dan mengonsumsi makanan kemasan. Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan Bincang Santai Bareng Pakar Universitas Brawijaya (Bonsai), Jumat (2/6) lalu.

Dilansir dari Prasetya Online Universitas Brawijaya, Dewanti menyampaikan, makanan dalam kemasan ditujukan untuk menyimpan dan memperpanjang daya simpan. Makanan tersebut dapat diawetkan dengan cara dikeringkan, dibekukan, maupun disimpan dalam kaleng.

Dewanti mengakui, jika pengemasan dalam kaleng banyak dipilih karena praktis. Kendati demikian, masyarakat perlu memperhatikan beberapa hal dalam mengonsumsi makanan kemasan tersebut.

"Pilih kaleng yang kondisinya bagus. Tidak berkarat dan utuh. Perhatikan juga tanggal kadaluarsa, komposisi bahan, label dan identitas produsen maupun importir," terangnya.

Senada dengan Dewanti, Dian Handayani menuturkan bahwa tidak ada salahnya mengonsumsi makanan kaleng. Hanya saja, masyarakat harus mengutamakan makanan segar berimbang. Pasalnya, sebaik apapun makanan kaleng, dalam prose pengolahan dan pengemasannya akan ada kandungan makanan yang berkurang. Selain itu, kata Dian, pengolahan makanan kaleng juga menggunakan zat tambahan pangan.

"Tambahan pangan ini pada umumnya pengawet, tinggi kadar garam, pemanis dan sebagainya. Garam tidak selalu asin, bahkan pada buah kaleng juga menggunakan natrium untuk pengawetan. Natrium ini akan mengikat air dan harus diperhatikan pada penderita hipertensi," papar Dian.

Dian mengimbau, agar masyarakat membatasi asupan makanan kaleng. Kata Dian, makanan kaleng tidak untuk dikonsumsi setiap hari.

"Utamakan makanan segar. Sesekali mengkonsumsi makanan kaleng tidak masalah, jika terlalu sering dan terlalu banyak bisa menumpuk di badan dan menjadi karsinogenik atau zat pemicu kanker," tegasnya.

Menyinggung pola makan saat berpuasa dan menjelang hari raya, baik Dian maupun Dewanti mengingatkan untuk lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah.

"Perhatikan juga konsumsi lemak dan gula, dan lakukan olah raga ringan setiap hari", tandas Dian.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Kesehatan
  2. Universitas Brawijaya
  3. Ramadan 2017
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA