Crimson Diary rilis album kedua mereka dengan format dan konsep buku harian.
Merdeka.com, Malang - Kuartet alternative rock dengan personel veteran asal Malang, Crimson Diary merilis album keduanya dengan tajuk yang sama dengan nama mereka. Dilansir dari KapanLagi.com, pada album kedua ini mereka mengusung konsep berupa diary atau buku harian pada albumnya.
Album kedua ini berjarak dua tahun dari album perdana mereka yaitu Senja yang rilis di 2014. Sebelumnya demo tiga lagu dari album kedua mereka ini telah sempat dirilis melalui medium kaset pita ketika Malang Cassette Store Day 2016 lalu.
Karena menggunakan konsep buku harian, maka dalam album ini tertuang berbagai curhatan, impian, harapan, dan segala problematika yang dihadapi pemilik jurnal harian tersebut. Tentu saja segala hal tersebut dibungkus dalam musik yang terpengaruh nuansa alternatif 90an yang memang khas dari Crimson Diary.
"Semua perasaan tertuang di sini dan kami berusaha memperhatikan setiap detail untuk terlihat sempurna tanpa meninggalkan kesan sound alternatif 90an yang sudah menjadi ciri khas musik Crimson Diary. Konsep album kedua ini kami buat seperti buku diary, merujuk nama band kami Crimson Diary (Diary of Crimson) yang di dalamnya berisi mengenai impian, harapan, curhatan perasaan, hingga masalah yang sedang dialami pemilik buku diary tersebut," ujar Bill Walesa Natalendra.
Dalam penggarapan album ini, Crimson Diary melibatkan beberapa musisi top dari kota Malang seperti Kidnep Flanella dan Norman C4. Selain musisi lain, istri dari gitaris Crimson Diary juga diminta untuk membantu pada track Misty Night.
Album ini sendiri berisi 10 lagu terbaru dari Crimson Diary dan dihadirkan dalam bentuk buku harian sesuai konsepnya dengan disertai CD. Album ini dirilis oleh salah satu label yang cukup ternama di Malang yaitu Barongsai Records dan dapat segera kamu miliki.