1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Beda aksara jadi tantangan pengajaran bahasa Indonesia di Thailand

Salah satu tantangan utama yang dialami pengajar bahasa Indonesia di Thailand adalah perbedaan aksara yang digunakan negara tersebut.

©2017 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Rabu, 14 Juni 2017 02:41

Merdeka.com, Malang - Mengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing membutuhkan usaha yang cukup berbeda dibanding mengajarkannya pada masyarakat lokal. Mengajar bahasa Indonesia bagi orang asing memerlukan strategi yang cukup detail karena bahasa ini akan diajarkan sebagai bahasa kedua dan seringnya mereka yang mempelajarinya masih belum familiar dengan bahasa ini.

Tantangan bagi pengajar BIPA bisa dikatakan menjadi berlipat ketika dilakukan di luar negeri. Kondisi inilah yang dialami oleh Prayitno Tri Laksono (29), pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang sempat selama enam bulan mengajar di Potharam Technical College pada 2016 lalu.

Sebelum berangkat mengajar ke Thailand pada tahun 2016 lalu, Prayitno sudah mengajar BIPA sejak tahun 2010. Pengalaman yang dimilikinya selama enam tahun itu membuatnya telah merasakan berbagai tantangan dari mengajar BIPA ini. Selama enam tahun ini, Prayitno telah terlibat dalam pengajaran BIPA pada beberapa perguruan tinggi yang ada di Malang.

Namun, tantangan mengajar paling berat baru didapatinya ketika dia berangkat untuk mengajar BIPA di Thailand.

"Jadi waktu di Thailand karena siswanya rata-rata tidak bisa bahasa Indonesia, saya harus menggunakan gambar untuk mengajar. Selain itu mereka juga tidak bisa bahasa Inggris sehingga saya harus belajar bahasa lokal sedikit-sedikit untuk interaksi di kelas," jelas Prayitno.

Kendala komunikasi serta pengetahuan tentang bahasa ini disebutnya merupakan salah satu tantangan terberat yang dialaminya ketika mengajar bahasa Indonesia di luar negeri. Tantangan lain yang dihadapinya adalah berupa perbedaan aksara yang digunakan oleh orang Indonesia dan Thailand.

"Jadi di Thailand sana saya harus mengajari menulis alfabet ABC lagi mulai awal. Bahkan siswa-siswa saya di sana waktu itu masih tidak bisa menulis nama mereka sendiri dalam alfabet itu," tuturnya.

Hal ini membuat Prayitno menyesuaikan strategi pembelajaran Bahasa Indonesia yang akan dilakukannya. Dia mulai sedikit-sedikit mempelajari bahasa lokal untuk berkomunikasi serta dia mulai menatar muridnya untuk menggunakan alfabet ABC ini.

Thailand sendiri saat ini merupakan negara Asia Tenggara yang paling getol dalam mempelajari bahasa Indonesia. Bahkan negara ini merupakan salah satu tujuan terbesar sebagai tempat pengajar bahasa Indonesia di luar negeri. Thailand juga merupakan satu-satunya negara di luar negeri yang memiliki Asosiasi Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APBIPA) sendiri.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Pendidikan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA