"Sekarang saya punya tiga burung. Jenis cucak ijo, murai, dan kadang ganti-ganti. Lumayan, terbilang sering menang lomba," ungkapnya.
Merdeka.com, Malang - Usai menerima sanksi dari Komisi Disiplin PSSI, dirigen Aremania Yuli Sumpil coba menekuni hobinya yang lain. Dilansir dari Bola.com, saat ini Yuli menekuni kegemaran lainnya dalam memelihara burung.
"Sebenarnya sekarang ada lomba. Ini mau berangkat. Tapi, sepertinya sudah terlambat," katanya.
Di halaman depan rumahnya, ada sebuah sangkar berukuran tiga meter. Itu digunakannya untuk melatih burung. Di sini terlihat Yuli tak hanya bakat jadi dirigen Aremania melainkan juga membuat burung bisa bernyanyi merdu.
"Sekarang saya punya tiga burung. Jenis cucak ijo, murai, dan kadang ganti-ganti. Lumayan, terbilang sering menang lomba," ungkapnya.
Yang unik, Yuli selalu memberi nama burung peliharaannya itu tak jauh-jauh dari istilah sepak bola.
"Ada yang saya kasih nama cassual terace, super Along (panggilan striker Arema asal Singapura, Noh Alam Shah), holigan, dan yang lainnya," jelasnya.
Untuk masalah nama, Yuli punya kebiasaan unik lain. Jika burungnya tidak menang lomba, nama jelek akan diberikan. Tetapi, jika berhasil jadi pemenang, nama berbau sepak bola akan diberikannya.
"Saya senang memelihara hewan sejak kecil. Dulunya ayam dan burung dara. Sejak jadi Aremania pertengahan 90-anm saya mulai pelihara burung," kenangnya.
Namun, jika jadwal lomba bersamaan dengan pertandingan Arema, dia jelas lebih memilih menyaksikan tim Singo Edan berlaga karena Arema tetap dijadikannya sebagai prioritas utama.
Meski, hobi memelihara burung juga memberikan penghasilan yang lumayan baginya. Beberapa kali dia membeli burung dengan harga ratusan ribu, tapi terjual jutaan jutaan rupiah.
"Kadang namanya rezeki. Kalau habis memang lomba banyak yang suka dan dibeli orang," lanjutnya.
Hobi memilihara burung tersebut jadi satu di antara penghibur hatinya, apalagi dalam situasi yang dialaminya sekarang ini pasca dijatuhi sanksi larangan seumur hidup masuk ke stadion di seluruh wilayah RI oleh Komdis PSSI.
Hukuman itu juga praktis membuatnya harus rela menanggalkan "jabatannya" sebagai dirigen Aremania di dalam stadion, jabatan yang membuatnya ternama di kalangan suporter di Indonesia serta jadi kebanggaan secara personal buatnya.