Arema FC menyebarkan optimisme mereka untuk bermain di kompetisi tingkat Asia pada musim depan.
Merdeka.com, Malang - Arema FC tak berkecil hati dalam menyongsong pemerolehan lisensi dari AFC. Dilansir dari Bola.net, Mereka mengaku optimis dapat bermain di kompetisi Asia untuk musim depan.
Optimisme Arema ini tampak dari target yang mereka patok di Liga 1 musim ini. Arema memiliki target agar dapat mengakhiri musim di posisi yang meloloskan mereka ke kejuaraan tingkat Asia.
"Target kami tetap masuk ke Zona Asia," ujar General Manager Arema FC, Ruddy Widodo.
"Kami tak mengubah target. Untuk apa?" sambungnya.
Ruddy mengatakan bahwa sejauh ini, Arema optimis bisa memenuhi syarat lolos bermain di kompetisi Asia. Menurutnya, sejauh ini mereka telah sebaik mungkin menyiapkan persyaratan untuk mendapat lisensi AFC, sebagai salah satu persyaratan bermain di kompetisi Asia.
"Kami tetap mempersiapkan sebaik mungkin agar bisa bermain di kompetisi Asia," tuturnya.
Sebelumnya, beredar kabar yang menyebutkan bahwa peluang Arema bermain di kompetisi Asia musim depan bakal kandas. Pasalnya, Arema kemungkinan gagal mendapat lisensi klub profesional dari AFC.
Beberapa hal yang disebut bakal mengganjal Arema adalah adanya aturan dalam proses lisensi, bahwa sebuah klub harus dalam dua tahun berturut-turut harus tak mengubah struktur legal maupun perusahaan. Hal yang termasuk dalam peraturan tersebut adalah nama, kantor, dan beberapa hal lain.
Arema sendiri pada tahun lalu mengalami perubahan perusahaan pengelola mereka menjadi PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia. Selain itu, awal tahun ini mereka mengganti nama dari Arema Cronus menjadi Arema FC yang diikuti perubahan logo.
Selain Arema, ada sejumlah klub lain yang juga dikabarkan tak bakal lolos dalam proses licensing ini. Mereka adalah Madura United, PS TNI, Bhayangkara FC dan Bali United.
Sementara itu, Media Officer Arema FC, Sudarmaji menyebut bahwa persyaratan yang disebut merupakan persyaratan secara umum. Sementara, di Indonesia sebelumnya terjadi sejumlah kejadian khusus yang membuat aturan ini sebaiknya mendapat pengecualian.
"Karena ada konflik sepakbola, ada sejumlah klub yang harus mengubah struktur kepengelolaan. Kami yakin dan mendorong PSSI untuk mengkomunikasikan hal ini dengan AFC," tandasnya.