Arema Cronus mengaku sudah jengah dengan politisasi sepakbola yang kerap terjadi di Indonesia.
Merdeka.com, Malang - Berbagai upaya yang dilakukan Arema Cronus dalam membenahi sepakbola Indonesia ternyata didorong oleh sebuah motivasi. Dilansir dari Bola.net, kubu Arema Cronus mengaku jengah dengan politisasi yang kerap terjadi di sepakbola Indonesia.
"Kami tak mau lagi sepakbola Indonesia dibawa ke ranah politik," ujar General Manager Arema Cronus, Ruddy Widodo.
"Cukuplah pengalaman waktu Pak Nurdin (Nurdin Halid, red) dan mungkin Pak Nyalla (La Nyalla Mattalitti, red). Mudah-mudahan jadi pengalaman berharga bagi sepakbola Indonesia," sambungnya.
Dalam upaya pembenahan sepakbola Indonesia, Arema Cronus bergabung dengan sejumlah pemilik suara lain dan tergabung dalam Kelompok 85. Kelompok ini melakukan tekanan pada PSSI agar menggelar Kongres Luar Biasa untuk mengganti Ketua, Wakil Ketua dan anggota Komite Eksekutif PSSI.
Demi menghindari sepakbola yang bisa dibawa ke ranah politk praktis lagi, Kelompok 85 mencalonkan sosok yang dianggap jauh dari politik sebagai Ketua Umum PSSI. Calon yang mereka usung adalah Edi Rahmayadi, seorang Jendral TNI.
"Ini semua karena kita hanya ingin main sepakbola saja. Tentu saja juga tata kelola sepakbola Indonesia yang lebih bermartabat," tandasnya.