Sederetan mahasiswa UB ini buktikan tanaman padi bisa hasilkan listrik.
Merdeka.com, Malang - Sebuah inovasi cerdas datang dari mahasiswa Malang, kali ini datang dari Universitas Brawijaya Malang. Mahasiswa yang tergabung dalam satu tim penelitian ini menemukan fungsi lain tanaman padi, yaitu sebagai sumber penghasil listrik.
Temuan inovatif mereka ini kemudian dinamai dengan E-Paddy. Tim peneliti mahasiswa tersebut terdiri dari Dheniz Fajar Akbar, Lisa Normalasari, Yogan Surya Tirta, Tiara Wiranti dan Hamdan Mursyid.
Tentang E-Paddy
E-Paddy ini bekerja dengan mengumpulkan elektron selama proses fotosintesis dan mengubahnya menjadi aliran listrik. "Penelitian ini untuk skala laboratorium. Bahan yang digunakan berupa tanaman padi jenis IR-64 dalam umur antara 25-30 hari," kata Dheniz Fajar Akbar seperti yang dilansir melalui merdeka.com".
Selain menggunakan tanaman padi, peneliti membutuhkan batang karbon grafit elektrode dengan ukuran 7 Cm X 5 Cm X 1 Cm untuk anoda dan katoda. Mereka juga membutuhkan pot dan tanah yang berasal dari sawah, ditambahkan air dan pupuk kompos. Semakin banyak penyiraman dan pemberian kompos akan menghasilkan peningkatan produksi elektron. Kondisi ini nantinya akan menghasilkan tegangan listrik yang makin tinggi.
Karbon grafit yang berfungsi sebagai anoda akan ditanam di bawah tanaman padi. Sementara satu karbon grafit lainnya diletakkan di atas tanaman. "Tanaman akan berfotosintesis dan menghasilkan glukosa (C6H1206), 30 persen akan diserap oleh tanaman, sementara 70 persen dibuang ke tanah. Jumlah yang 70 persen itu akan diserap oleh mikroorganisme dalam tanah untuk melakukan metabolisme," jelas Dheniz.
Dheniz menambahkan bahwa nantinya hasil metabolisme tersebut akan menghasilkan berbagai unsur, di antaranya CO2 dan Air. Sementara hasil sampingannya berupa elektron yang kemudian dimanfaatkan sebagai listrik. Dan, semakin tua umur padi akan makin banyak menghasilkan elektron.
Proses kerja E-Paddy
Elektron yang dikumpulkan akan diserap oleh anoda dan disalurkan ke katoda. Proses dari anoda ke katoda itu yang kemudian menghasilkan sebuah aliran listrik. "Berdasarkan penelitian, hasil optimal dengan penyiraman 500 mililiter air dan pupuk kompos 5 persen, diperoleh tegangan 331,6 mvolt dalam setiap menit. Itu sekala kecil untuk satu pot yang berisi 20 helai tanaman padi," ungkap Dheniz.
Agar bisa dimanfaatkan, listrik tersebut disimpan terlebih dahulu di sebuah baterai. Setelah terkumpul, barulah baterai tersebut dapat digunakan untuk segala keperluan, di antaranya mengisi baterai HP dan laptop.
Berdasarkan hitungan Dheniz, satu Ha tanaman padi di sawah bisa menghasilkan 21 giga joule persecond. Jumlah tersebut diperkirakan dapat digunakan untuk penerangan di sawah dan kampung.