1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Mahasiswa UB kembangkan alat pendeteksi pestisida di sayuran

Mahasiswa Universitas Brawijaya sedang kembangkan sebuah alat yang dapat mendeteksi pestisida berlebihan di sayuran.

©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Minggu, 29 Mei 2016 09:33

Merdeka.com, Malang - Untuk peningkatan hasil produksi dan menghadapi serangan hama, pestisida biasanya merupakan jalan yang dipilih oleh banyak petani. Namun tanaman yang sudah terkontaminasi pestisida terutama yang dilakukan secara berlebihan dapat menyebabkan buah dan sayuran tersebut jadi berbahaya untuk dikonsumsi.

"Konsumsi sayuran yang tercemar pestisida secara terus menerus dapat berdampak buruk pada kesehatan konsumen," kata Muhammad Ainul Yaqin, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Jumat (27/5).

Dilansir dari Merdeka.com, berangkat dari kecemasan mengenai kandungan pestisida yang berlebihan dan bahaya untuk dikonsumsi, sepasang mahasiswa Universitas Brawijaya kembangkan alat untuk deteksi kandungan pestisida yang tertinggal pada sayuran.

Yaqin bersama Ratyawisnu Fahmiaji Winarto dan Velarida Esa Sakti mengembangkan alat deteksi pestisida. Mereka menemukan alat berbentuk kertas yang diberi nama Rapde (Rapid Pesticide Biosensor).

Rapde dibuat dengan memanfaatkan enzim khusus yang bisa bereaksi saat terkontaminasi pestisida. Indikatornya berupa perubahan warna, sebagai sebuah reaksi dari adanya kandungan pestisida.

"Alat tersebut memanfaatkan enzim yang bernama asetilkolinesterase yang bisa dihasilkan oleh belut listrik. Enzim ini bisa mendegradasi asetilkolin, neurotransmitter pada otak menjadi kolin," katanya.

Kolin yang selanjutnya akan merubah senyawa pewarna dalam biosensor menjadi kuning. Dengan adanya pestisida, maka reaksi degradasi tadi bisa dihambat dan menyebabkan tidak terjadinya perubahan warna. Hal inilah yang selanjutnya menjadi dasar penentuan ada tidaknya pestisida pada sampel atau sayuran.

Rapde diharapkan bisa menggantikan metode deteksi yang sebelumnya ada, seperti kromatografi yang membutuhkan banyak alat, biaya dan ketrampilan khusus. Rancangan yang dibuat kecil dan mudah dioperasikan, alat ini diharapkan bisa digunakan siapa saja dengan biaya yang murah. Walaupun begitu, saat ini Rapde masih butuh beberapa pengembangan dan penyempurnaan lagi.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Pendidikan
  2. Teknologi
  3. Universitas Brawijaya
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA