Jalani UNBK, SMA 4 Malang siapkan 180 komputer dengan didampingi 5 orang proktor dan 3 orang teknisi komputer, serta 3 buah genset.
Merdeka.com, Malang - Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Malang, hari ini menjalani Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia.
Sejak pagi, para siswa telah siap mengikuti ujian yang terbagi dalam beberapa gelombang. Hal ini disebabkan karena jumlah siswa yang mengikuti UNBK dan fasilitas komputer di sekolah tak seimbang.
Budi Prasetyo Utomo, Panitia Pelaksana UNBK di SMA 4 Kota Malang mengungkapkan, sejak awal siswanya telah bersiap mengikuti ujian. Karena sebelum UNBK digelar telah berlangsung simulasi dan try out untuk memudahkan proses pelaksanaan.
"Secara teknis para siswa sudah paham, selama tidak terjadi gangguan koneksi internet dan listriknya," kata Budi di sela memantau pelaksanaan ujian di sekolahnya, Senin (10/4).
Sebanyak 313 siswa SMA 4 mengikuti ujian yang terbagi dalam 2 gelombang dalam 9 ruangan. Gelombang pertama digelar pada pukul 07.30 WIB sampai 09.30 WIB dan gelombang kedua pukul 10.00 WIB sampai 13.00 WIB.
Budi mengungkapkan, sebanyak 180 komputer disiapkan dengan didampingi 5 orang proktor dan 3 orang teknisi komputer. Pihaknya sengaja menyiapkan tiga buah genset untuk mengantisipasinya.
"Sudah kita siapkan genset 3 buah. Sengaja sejak tiga tahun terakhir kita investasi," katanya.
Sementara, Daulari, Panitia Pelaksana UNBK di SMA 1 Kota Malang mengungkapkan sebanyak 350 siswa mengikuti UNBK yang terbagi dalam 3 sesi. Sementara komputer yang disediakan sebanyak 135 komputer yang terbagi dalam 5 ruangan.
"Genset sudah kita sediakan, karena memang menjadi perhatian utama kita. Selain itu, dua jalur internet kita persiapkan juga," katanya.
Sementara itu, Firmansyah Rifa'I salah satu peserta UNBK SMA 4 Kota Malang mengaku telah belajar maksimal. Ia mendapat kesempatan di gelombang II, sehingga masih punya waktu mempersiapkan diri.
"Saya belajar try out ujian tahun lalu, intensitas belajarnya ditambah, mengurangi main dan jalan-jalan," kata Rifai yang tengah belajar bersama dua temannya, Carolina Alean Elolfere dan Yusiday Nursafira.
Ketiganya mengaku tidak tertarik melakukan perbuatan curang selama ujian. Mereka lebih memilih untuk konsentrasi dan berdoa agar diberi kemudahan mengerjakan soal yang diujikan.