Malang

Merdeka.com, Malang - Jumlah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta terus mengalami penyusutan. Bukan tidak mungkin, sekolah-sekolah tersebut akan mengalami gulung tikar lantaran tidak lagi memiliki peserta didik.

Lontaran tersebut disampaikan oleh Ketua Yayasan Pendidikan Islam Salahuddin Kota Malang, Muhammad Bisri di hadapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy di Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (12/11). Katanya, masalah tersebut banyak dihadapi SMA/SMK swasta di berbagai daerah. Padahal kehadiran SMA/SMK swasta pada dasarnya untuk pemerataan layanan pendidikan.

"Upaya peningkatan layanan dan mutu pendidikan perlu mendapatkan perhatian pemerintah," kata Muhammad Bisri yang juga rektor Universitas Brawijaya Malang (Unibraw), Minggu (12/11).

Muhadjir Effendy pun menegaskan, bahwa sistem zonasi yang diterapkan Kemendikbud sesungguhnya disiapkan untuk menjawab permasalahan tersebut. Lewat zonasi ini akan terpantau serapan siswa sekolah-sekolah terdekat.

"Sistem ini untuk menentukan komposisi serapan siswa secara merata dan ini sifatnya juga otonom karena daerah yang tahu," katanya Muhadjir.

"Karenanya, bila daerah tetap menghadapi kendala, maka akan kita monitoring. Kita advokasi, serta berikan panduan agar tidak makin banyak swasta bertumbangan," ujarnya.

Sementara Wali Kota Malang, Anton di hadapan para peserta Festival Al Banjari menegaskan, agar anak muda semakin kreatif dan inovatif. Bonus demografi, harus dimaksimalkan untuk mengedepankan generasi muda.

"Karena 70 persen adalah anak muda. Karenanya masa depan bangsa ada di tangan generasi milenia, tapi tetap harus menjaga kerukunan, persatuan dan kebersamaan," ujarnya.