Presiden Joko Widodo meminta kepolisian agar bertindak tegas terkait persekusi.
Merdeka.com, Malang - Presiden Joko Widodo meminta kepolisian agar bertindak tegas terkait persekusi. Jika tidak, tindakan main hakim sendiri itu akan sangat merugikan dan merusak sendi-sendi demokrasi.
"Persekusi ini kan berlawanan dengan azas-azas hukum negara ya, sangat berlawanan dengan azas-azas negara. Perorangan atau kelompok, organisasi apapun tidak boleh yang namanya main hakim sendiri," kata Presiden Joko Widodo usai hadir di acara Kajian Ramadan di Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu (3/6).
Atas nama apapun persekusi tidak bisa dilakukan, apalagi dengan dalih ingin menegakkan hukum. Negara akan kacau balau jika tindakan melanggar hukum itu dibiarkan.
"Apalagi atas nama penegakan hukum, tidak boleh dan tidak. Kita akan menjadi negara bar-bar kalau hal seperti ini dibiarkan," katanya.
Pemerintahan Jokowi, melalui Kapolri akan bertindak tegas kepada pelaku persekusi dengan tidak pandang bulu. Polisi telah mengantongi instruksi untuk menindak para pelakunya.
"Saya sudah perintahkan kepada Kapolri untuk penegakan hukum, penindakan tegas, dan tidak boleh hal-hal seperti itu dibiarkan," katanya.
Karena itu, Jokowi meminta siapapun, baik pribadi maupun kelompok untuk tidak melakukan aksi persekusi. Jika terjadi, konsekuensi hukum yang akan diterima oleh para pelakunya.
"Siapapun baik individu, kelompok maupun organisasi maupun masyarakat dari manapun saya minta hentikan,. Dan semuanya serahkan, persoalan-persoalan yang ada pada aparat hukum, kepada kepolisian," katanya.
Presiden Joko Widodo hadir dalam Kajian Ramadan 1438 H yang digelar oleh Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Acara digelar di Aula Dome Universitas Muhammadiyah Malang dengan ribuan peserta.
Tampak hadir dalam acara tersebut Menteri Pendidikan Muhadjir Effendi, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Ketua Muhammadiyah Haedar Nashir dan sejumlah tokoh lainnya.