1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Rendra: Hari Pancasila momentum kembalikan jati diri bangsa Indonesia

Bupati Malang, Rendra Kresna sebut Hari Lahir Pancasila jadi momentum mengembalikan jati diri bangsa Indonesia.

Peringatan Hari Lahir Pancasila di Kabupaten Malang. ©2017 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Jum'at, 02 Juni 2017 10:03

Merdeka.com, Malang - Peringatan Hari Lahir Pancasila di kabupaten Malang digelar di halaman Pendopo Agung kabupaten Malang, Kamis (1/6) pagi. Dikemas dalam upacara bendera, Peringatan Hari Lahir Pancasila itu dipimpin langsung oleh Bupati Malang, Rendra Kresna.

Dihadapan ratusan peserta dari berbagai elemen, Rendra membacakan pidato tertulis Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Berikut pidato lengkap Presiden Jokowi dalam Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila;

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, pada pagi hari ini kita dapat berkumpul menyelenggarakan upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila untuk yang pertama kalinya. Upacara ini meneguhkan komitmen kita agar kita lebih mendalami, lebih menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarakat, sebagai dasar berbangsa dan bernegara.

Pancasila merupakan hasil dari sebuah rangkaian proses, yaitu rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945, yang dipidatokan oleh Ir Soekarno. Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 dan rumusan final tanggal 18 Agustus 1945 adalah jiwa besar para founding fathers kita, para ulama, para tokoh agama, dan para pejuang kemerdekaan dari seluruh Nusantara sehingga kita bisa membangun kesepakatan yang mempersatukan kita.

Harus diingat bahwa kodrat bangsa Indonesia adalah kodrat keberagaman. Takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah keberagaman.

Berbagai etnis, berbagai bahasa lokal, berbagai adat istiadat, berbagai agama, kepercayaan serta golongan bersatu padu membentuk Indonesia. Itulah Bhinneka Tunggal Ika kita, Indonesia.

Namun, kehidupan berbangsa dan bernegara kita, selalu mengalami tantangan. Kebhinnekaan kita selalu diuji. Ada pandangan dan tindakan yang selalu mengancamnya.

Ada sikap tidak toleran yang mengusung ideologi lain selain Pancasila. Dan, semua itu diperparah oleh penyalahgunaan media sosial, oleh berita bohong, oleh ujaran kebencian yang tidak sesuai dengan bangsa kita.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah Air, kita harus belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme dan konflik sosial, yang dihantui oleh terorisme dan perang saudara. Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, kita bisa terhindar dari masalah-masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri ini.

Dengan Pancasila, Indonesia adalah rujukan masyarakat internasional untuk membangun kehidupan yang damai, yang adil, yang makmur di tengah kemajemukan dunia.

Oleh karena itu, saya mengajak peran aktif para ulama, ustad, pendeta, pastur, biksu, pedanda, pendidik, budayawan, pelaku seni, pelaku media, TNI dan Polri serta seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menjaga Pancasila. Pemahaman dan pengamalan Pancasila harus terus ditingkatkan. Ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan, dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.

Komitmen pemerintah untuk penguatan Pancasila sudah jelas dan sangat kuat. Berbagai upaya terus kita lakukan. Telah diundangkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila. Bersama seluruh komponen bangsa, lembaga baru ini ditugaskan untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi dengan program-program pembangunan. Pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan dan berbagai program lainnya menjadi bagian integral dari pengamalan nilai-nilai Pancasila.

Hadirin yang saya hormati,

Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus bahu membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila. Tidak ada pilihan lain kecuali seluruh anak bangsa harus menyatukan hati, pikiran, dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan. Tidak ada pilihan lain, kecuali kita harus kembali ke jati diri sebagai bangsa yang santun, berjiwa gotong royong, dan toleran. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus menjadikan Indonesia bangsa yang adil, makmur, dan bermartabat di mata internasional.

Namun demikian, kita juga harus waspada terhadap segala bentuk pemahaman dan gerakan yang tidak sejalan dengan Pancasila. Pemerintah pasti bertindak tegas terhadap organisasi-organisasi dan gerakan-gerakan yang anti Pancasila, anti UUD 1945, anti NKRI, anti Bhinneka Tunggal Ika. Pemerintah pasti bertindak tegas jika masih terdapat paham dan gerakan komunisme yang jelas-jelas sudah dilarang di bumi Indonesia.

Sekali lagi, jaga perdamaian, jaga persatuan, dan jaga persaudaraan di antara kita. Mari kita saling bersikap santun, saling menghormati, saling toleran, dan saling membantu untuk kepentingan bangsa. Mari kita saling bahu-membahu bergotong royong demi kemajuan Indonesia.

Selamat Hari Lahir Pancasila. Kita Indonesia. Kita Pancasila. Semua Anda Indonesia, semua Anda Pancasila. Saya Indonesia. Saya Pancasila. Terima kasih.


Sementara itu, Bupati Malang, Rendra Kresna, usai upacara menjelaskan bahwa pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa indonesia. Pasalnya, pancasila adalah segala sendi-sendi kehidupan bermasyarat, berbangsa, dan bernegara.

"Peringatan hari lahirnya Pancasila ini momentum mengembalikan jati diri bangsa, maka kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini. Semangat itu harus tetap ada dan jangan sampai memudar," pungkasnya.

Tampak hadir dalam upacara tersebut Wakil Bupati Malang, Sanusi, Ketua DPRD Kabupaten Malang, Hari Sasongko, Panglima Divisi 2 Kostrad, Mayjend TNI Benny Susianto, perwakilan unsur Forkopimda Kabupaten Malang, dan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang beserta jajarannya.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Jokowi
  2. Peristiwa
  3. Kabupaten Malang
  4. Rendra Kresna
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA