Politisi senior Partai Golkar, Ginanjar Kartasasmita memastikan dukungan Golkar terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin tetap solid.
Merdeka.com, Malang - Politisi senior Partai Golkar, Ginanjar Kartasasmita memastikan dukungan Golkar terhadap bakal capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin tetap solid. Menurut dia, Golkar tetap utuh dan tidak akan meninggalkan koalisi yang sudah berjalan.
"Pilihan terhadap Jokowi tidak akan berubah, hanya karena pemilihan calon wakil presiden (bukan kader Golkar). Jadi Golkar tetap utuh, saya pastikan Golkar utuh dalam soal memilih Jokowi sebagai Presiden," kata Ginanjar Kartasasmita di Universitas Brawijaya Malang, Kamis (23/8).
Ginanjar yang ditemui dalam pengukuhan Fadel Muhammad sebagai guru besar Universitas Brawijaya Malang itu menegaskan, adanya kekecewaan saat kader Partai Golkar tidak dipilih sebagai wakil calon presiden. Tetapi, menurut dia, kekecewaan itu sebagai sesuatu yang wajar dalam dunia politik.
"Kalau kader Golkar mengharapkan Ketua Umumnya jadi Wapres, wajar kan. Pada waktunya dipilih calon yang lain oleh Presiden, ya wajar juga," tegasnya.
"Saya tidak melihat atau mendengar kabar-kabar bahwa di kalangan Golkar ada sikap yang mau meninggalkan (dukungan) karena persoalan itu," tambahnya.
Ginanjar juga menegaskan, dalam urusan tersebut yang dipilih bukan wakil Presiden, karena yang memimpin negara ini kan bukan wakil Presiden, tetapi presidennya. Wakil Presiden mendampingi dan alangkah baikknya yang mendampingi dari Partai Golkar.
"Itu pikiran semua (kader), tapi pada waktu dipilih yang lain kan yang kita pilih presiden, tentunya Jokowi," ungkap Ginanjar yang didampingi Fadel Muhammad.
Sebelumnya, Fadel Muhammad menilai, partainya tak solid mendukung pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Bahkan, menurut dia, internal Golkar rawan perpecahan akibat tak dipilihnya kader Golkar sebagai Cawapres oleh Jokowi.
"Kita lihat bulan depan, (situasinya) agak rawanlah. Akan dibahas di rapat kerja bulan depan," kata Fadel Muhammad, anggota Dewan Pembina Partai Golkar di sela gladi resik penobatan sebagai Guru Besar Universitas Brawijaya Malang, Selasa (21/8) petang.
Kata Fadel, Partai Golkar memang telah menentukan pilihan pada kubu Joko Widodo. Penentuan itu setelah dalam sekian upaya agar Ketua Umum Golkar dipilih sebagai wakil presiden, pendamping Joko Widodo.
"Kita sebenarnya mengharapkan, berusaha agar Partai Golkar yang diambil sebagai Wapres. Kita bikin gerakan besar-besaran ke daerah-daerah yang ongkosnya juga mahal, supaya ketua umum Golkar yang diambil, tetapi tidak ternyata," katanya.
"Kita, Partai Golkar kecewa. Saya sebagai Dewan Pembina sangat kecewa, kok bukan Golkar yang diambil. Selama ini kita di parlemen itu mati-matian bela Jokowi, bahkan kita lebih membela dari PDIP. Saya bisa berani bantah bantahan, kita kecewa," sambungnya.
Fadel pun melihat peluang Golkar mengalihkan dukungan kepada kubu Prabowo-Sandi masih ada.
"Besar (kemungkinan) apalagi Sandiaga Uno orang Gorontalo," ujarnya.