Sejumlah nama muncul berseliweran sebagai kandidat penerima rekomendasi bakal calon gubernur Jawa Timur.
Merdeka.com, Malang - Lima hari lagi, PDI Perjuangan bakal mengumumkan bakal calon yang akan diusung dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur. Sejumlah nama pun muncul berseliweran sebagai kandidat penerima rekomendasi.
Nama Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul sempat santer disebut sebagai bakal calon yang akan didukung. Selain itu juga muncul sejumlah nama lain yang diperbincangkan sebagai cagub.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Jawa Timur, Sri Untari mengatakan, rekomendasi menjadi ranah Ketua Umum dan DPP PDI Perjuangan. Kendati pihaknya berharap, salah satu dari pasangan cagub dan cawagub berasal dari internal partai.
"Harapan kami begitu, ada tokoh dari partai. Kami berharap dan berdoa Ibu Ketua Umum dan DPP Partai supaya di antara putusan itu ada kader PDI Perjuangan," kata Sri Untari di sela persiapan pendaftaran partainya ke KPU Kabupaten Malang, Rabu (11/10).
Namun, Untari menegaskan, siapapun yang akan menerima rekomendasi dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, akan didukung sepenuhnya. Sejumlah nama yang mendaftar ke DPD Jawa Timur pun sudah diserahkan ke DPP.
"Apapun yang akan diputuskan Ketua Umum, kami akan mendukung," tegasnya.
Sejumlah nama telah mendaftar sebagai cagub dan calon wagub di DPD PDIP Jawa Timur untuk diusung di Pilgub 2018. Nama-nama tersebut di antaranya Syaifullah Yusuf (wakil gubernur petahana) dan Abdullah Azwar Anas (bupati Banyuwangi) yang mencalonkan diri sebagai calon gubernur.
Sementara Kusnadi (Ketua DPD PDIP Jatim), Budi 'Kanang' Sulistyono (Bupati Ngawi) dan Handoyo (Kader PDIP) mencalonkan sebagai calon Wakil Gubernur. Khusus Anas juga mencalonkan sebagai calon Wakil Gubernur.
"Semua berkas sudah diverifikasi dan kami kirimkan ke DPP. Sepenuhnya yang mengolah adalah DPP, tetapi kami juga menyertakan hasil survei dari Jawa Timur," katanya.
Untari juga mengungkapkan, banyak hal menjadi pertimbangan DPP dalam memutuskan rekomendasi, termasuk persoalan kultur masyarakat. Eksistensi 'merah-hijau' di Jawa Timur menjadi pertimbangan rekomendasi.
"Artinya memang eksistensi masyarakat Jawa Timur itu merah dan hijau. Ini yang tidak bisa dihapus, karena itu terlihat sampai di hasil survei," jelasnya.
Untari mengatakan, Jawa Timur terbagi dalam kultur Mataraman, Tapal Kuda dan Pantura. Mataraman mewakili masyarakat Malang, Blitar hingga perbatasan Jawa Tengah yang abangan.
Sementara Tapal Kuda diwakili masyarakat Pasuruan hingga Banyuwangi yang banyak dihuni oleh masyarakat Madura yang religius. Sementara Pantura diwakili Tuban, Lamongan dan Gresik yang beragam dan religius.
"Berdasarkan kultur masyarakat Jawa Timur terbagi dalam tiga bentuk tersebut, tetapi yang paling kuat Mataram dan Tapal Kuda," terangnya.