Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang menggelar bedah buku "Babad Malang" yang disusun oleh Besar Edy Santoso, Kamis (2/3) lalu.
Merdeka.com, Malang - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang menggelar bedah buku "Babad Malang" yang disusun oleh Besar Edy Santoso, Kamis (2/3) lalu. Bertempat di Hotel Solaris, Singosari, gelaran kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Bupati Malang, Rendra Kresna.
Acara Bedah buku yang berisikan tentang sejarah cikal bakal Kabupaten Malang itu dihadiri sekitar 100 orang. Peserta berasal dari berbagai kalangan, mulai dari budayawan, sejarahwan, tokoh masyarakat, guru sejarah, mahasiswa, arkeolog, akademi pariwisata, hingga pelajar di tingkat SMP dan SMA. Sedangkan, pembedah buku antara lain Drs. Asimanuddin Ismain, MPd (Akademi Sejarah), Dr. Blasius Suprapto (Arkeolog), Dr. Riyanto, M. Hum (Antropolog), serta Abdul Malik sebagai moderator.
"Saya apresiasi tinggi usaha mas Besar Edy Santoso menyusun buku Babad Malang yang halamannya setebal itu. Tentunya isinya telah dilakukan observasi dengan dukungan data yang didapat dari dalam dan luar negeri baik berupa prasasti, daun lontar dan sebagainya. Termasuk arsip-arsip yang ada di dalam dan luar negeri, yang merupakan kumpulan oleh antropolog, sejarahwan baik saat Indonesia masih jaman dijajah Belanda, dan jaman kerajaan," papar Rendra.
Rendra menambahkan, bedah buku ini dapat dimanfaatkan untuk menguji kebenaran isi yang disampaikan penyusun dalam buku Babad Malang. Pasalnya, para pembedah buku juga dapat menyampaikan pendapatnya berdasar pada data yang ada. Secara garis besar, isi buku tersebut memiliki kaitannya dengan sejarah berdirinya Kabupaten Malang.
"Kebenaran sejarah itu sulit diterapkan secara otentik. Tetapi semua disini berkumpul mencoba membedah buku Babad Malang dan semua ini akan mendekatkan pada kebenaran. Tulisan tentang lahir dan berdirinya Malang ada arsipnya jadi bisa dipertanggung-jawabkan," pungkasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Made Arya Wedhantara menyebutkan, kegiatan ini digelasr sebagai persiapan untuk kegiatan literasi Singosari Pararaton Mitreka Buddhaya, pada 27-30 September mendatang. Kegiatan tersebut akan digelar untuk memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Malang tahun 2017. Hal ini sekaligus bertujuan untuk menjadikan Kabupaten Malang sebagai destinasi budaya dan pariwisata.
"Kami berharap, dengan berkumpulnya seniman dan budayawan bisa melahirkan ide gagasan untuk memajukan wisata budaya kabupaten Malang," tandas Made.